Ketua KPU Kota Bandung Dituding Atur Suara Caleg di Pemilu 2024
KPU Kota Bandung dituding tak netral
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung, Wenti Prihadianti dituding tidak netral dalam Pemilu 2024. Mereka dinilai berpihak dan hendak menggelembungkan suara salah satu calon legislatif DPR RI.
Tudingan ini muncul dari salah satu surat yang diterima oleh Bawaslu Kota Bandung. Namun, surat ini dinilai tidak memiliki dasar yang kuat, karena lembaga dari pelapor tidak jelas. Surat ini diserahkan ke Kantor Bawaslu Kota Bandung pada 1 Maret 2024 kemarin, di sela rapat pleno rekapitulasi surat suara tingkat kota.
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Kota Bandung Bayu Muhammad mengatakan, surat ini tidak terdaftar karena pengirim hanya memberikan pada security dan tidak berkonsultasi dengan tim pengaduan.
"Surat itu isinya laporan tentang dugaan penggelembungan suara, terus mendesak Bawaslu untuk memecat Ketua KPU Kota Bandung," kata Bayu saat dikonfirmasi awak media, Kamis (7/3/2024).
1. Laporan ini belum punya dasar kuat
Lebih lanjut, Bayu menuturkan, Bawaslu Kota Bandung tidak memiliki kewenangan untuk melantik atau memecat komisioner KPU. Selain itu, dia juga tidak bisa memproses laporan dugaan pelanggaran dari surat ini, sebab dasar aduan masih belum kuat.
"Sekalipun ada laporan, yang membuat kami bingung, kami harus menghubungi siapa? Kalau yang diadukan ada dugaan pelanggaran pidana misalkan, di dalam surat itu kan terlapornya adalah Ketua KPU Kota Bandung, kan harus dilengkapi juga bukti-buktinya seperti apa," katanya.
Meski begitu, penelusuran mengenai laporan dugaan pelanggaran saat rekapitulasi di tingkat Kota Bandung akan tetap dilakukan. Sebab, selama proses rekapitulasi berjalan dia menemukan ada pihak dari perwakilan peserta pemilu yang turut menyebutkan dugaan tejadinya penggelembungan karena jumlah surat suara cadangan yang lebih.
"Intinya dugaan ini sedang kami telusuri apakan terjadi (penggelembungan suara) atau tidak di lapangan," tuturnya.