Pembangunan Kereta Layang Padalarang-Gedebage Terus Diupayakan

Proyek ini seharusnya dilakukan sejak lama

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kembali mengusulkan pembangunan kereta layang (elevated) pada pemerintah pusat, terutama PT KAI dan Kementerian Perhubungan. Rencana kereta layang yang dimulai dari Padalarang atau Cimahi hingga ke Gedebage itu dianggap penting, karena jalur rel kereta api yang ada sekarang menimbulkan kemacetan sejumlah titik di palang pintu perlintasan. Apalagi, jumlah perlintasan terbilang banyak, yakni mencapai 17 titik.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa mengatakan, dalam setiap palang pintu perlintasan terdapat sekitar lima menit kendaraan untuk berhenti dan menunggu kereta melintas. Dengan akan dibangunnya kereta penghubung terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, maka waktu henti kendaraan di perlintasan kereta bisa semakin banyak dan lama.

"Ini harus segera diantisipasi. Kalau tidak dilakukan dengan elevated maka bisa lebih macet lagi," ujar Iwa ditemui di kantornya, Rabu (24/7).

1. Anggaran pembangunan proyek ini capai Rp 1,6 triliun

Pembangunan Kereta Layang Padalarang-Gedebage Terus Diupayakanpixabay.com/emaji

Menurut Iwa, saat ini sudah ada studi yang dilakukan para peneliti Prancis terkait dengan pembangunan tersebut. Hasilnya, diperkirakan butuh anggaran mencapai Rp 1,6 triliun untuk memindahkan jalur rel menjadi melayang.

"Mangkanya kita koordinasikan terus dengan pemerintah pusat, Bappenas, Dirjen Kereta Api, harapannya bisa menggunakan APBN," papar Iwa.

2. Seharusnya dibangun beberapa tahun lalu

Pembangunan Kereta Layang Padalarang-Gedebage Terus DiupayakanANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Executive Vice President PT KAI Daop 2 Bandung, Saridal, mengatakan, seharusnya jalur kereta api dari Padalarang hingga ke daerah Gedebage bisa dibangun sejak 10 tahun lalu. Saat ini jalan raya semakin ramai sehingga keberadaan perlintasan kereta membuat titik kemacetan bertambah.

Dia menyebut, Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) pembangunan rel elevated ini sebenarnya sudah ada. Dengan demikian tidak akan terlalu sulit untuk menjadikannya sebuah proyek pembangunan.

"Kita harus pikirkan perlintasan ini karena nanti akan nyambung dengan keberadaan kereta cepat. Jika tidak dibuat elevated buka tutup perlintasan akan lebih intens. Perlintasan sebidang ini harus kita pikirkan," ujarnya beberapa waktu lalu.

3. Pembangunan kereta feeder Tegallur-Bandung Rampung Mei 2021

Pembangunan Kereta Layang Padalarang-Gedebage Terus DiupayakanCollectie Tropenmuseum

Terkait dengan pembangunan kereta penghubung (feeder) dari Stasiun Tegal Luar menuju Stasiun Bandung, Iwa menyebut targetnya bisa rampung pada Mei 2021. Artinya ini satu bulan sebelum pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung selesai.

Menurutnya, kereta api Tegal Luar-Bandung akan melayani empat stasiun yakni Stasiun Tegal Luar, Stasiun Laswi, Stasiun Aljabbar dan Stasiun Bandung dengan jarak tempuh total sejauh 16,2 km.

Terdiri dari empat rangkaian, kapasitas angkut per hari bisa mencapai 16 ribu penumpang dari dua arah. Nantinya, jalur tersebut terkoneksi dengan jalur Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dengan Stasiun Tegal Luar sebagai stasiun transit.

Kereta ini berkecepatan operasional 70 km/jam (Bandung-Cimekar) dan 55 km/jam (Cimekar-Tegal Luar), sehingga rata-rata kecepatan 65 km/jam. Waktu tempuhnya 27 menit dan waktu naik turunya penumpang 5 menit.

"Rencana investasi totalnya Rp 3,96 triliun,” kata Iwa.

Iwa mengatakan rapat teknis, khususnya dengan Jasa Marga, akan dilakukan lebih lanjut untuk sinkronisasi masterplan jalan tol dalam kota maupun jalan tol jaringan Bandung Raya.

Namun, ada beberapa hal yang menjadi catatan, di antaranya taraf banding dengan KCIC, kajian fly over atau underpass di persimpangan jalan raya, hingga penambahan implan semen di Stasiun Laswi dan Aljabbar.

4. Pembangunan stasiun Cibatu dan Garut memasuki proses lelang

Pembangunan Kereta Layang Padalarang-Gedebage Terus DiupayakanDok.IDN Times/istimewa

Adapun terkait reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Cikajang Tahap I meliputi rute Cibatu-Garut sepanjang 19,3 km. Pemetaan dan sosialisasi rute ini telah dilakukan pada Agustus 2018 dengan total investasi sebesar Rp 469,13 miliar.

Proses penertiban lahan 911 kepala keluarga (KK) pun telah rampung 100 persen, sementara tambahan delapan KK masih dalam proses. Pembangunan stasiun serta Masjid Cibatu dan Garut memasuki proses lelang untuk desain dan pembangunan.

Reaktivasi Cibatu-Garut yang pendanaannya masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) investasi pengembangan PT KAI tahun 2019 ini ditargetkan selesai di akhir tahun.

“Dan Tahap II-nya Garut-Cikajang sepanjang 28,2 km yang akan mulai dibangun sekitar 2020-2021. Total investasinya sekitar Rp 600-an miliar," tutur Iwa.

Sedangkan untuk Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 km targetnya 2020-2021, estimasi biaya Rp 1,11 triliun. Pra FS (studi kelayakan) selesai, pemetaan lahan 100 persen juga telah diadakan rapat koordinasi. Pendanaan dalam proses usulan PMN (Penyertaan Modal Negara),” imbuhnya.

5. Rektiviasi rute Banjar-Pangandaran-Cijulang ditarget selesai 2022

Pembangunan Kereta Layang Padalarang-Gedebage Terus Diupayakaninstagram/pantaimadasaripangandaran

Untuk rute Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 km, proses reaktivasi berlangsung pada 2020-2022 dengan estimasi investasi Rp 2,39 triliun. Saat ini, tahap Pra FS sudah selesai dengan mapping lahan 50 persen dan pendanaan dalam proses usulan PMN.

Terakhir, reaktivasi rute Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 km berlangsung pada 2020-2022 dengan jumlah investasi Rp 2,712 triliun. Setelah Pra FS selesai di 2017, saat ini progres mapping lahan menjejak 50 persen. 

Untuk rute ini serta Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Bandung, pendanaan bisa melalui tawaran pinjaman dalam rupiah dari British Konsorsium atau proses usulan PMN.

Totalnya, reaktivasi keempat jalur yakni Cibatu-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, serta Bandung-Ciwidey meliputi jalur sepanjang 178,8 km dengan estimasi biaya Rp 7,273 triliun dan ditargetkan rampung seluruhnya di 2022.

Baca Juga: Menapaki Jejak Sejarah Kereta Api di Sulawesi Selatan

Baca Juga: PKL Rela Dimintai Pajak Asal Bisa Aman Berjualan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya