Bekasi Banjir, Bagaimana Nasib Pasien COVID-19 di Sana?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kabupaten dan Kota Bekasi sampai saat ini masih mengalami banjir. Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah berpikir keras untuk meredam berbagai risiko yang terjadi, salah satunya tentang penanganan pasien positif virus corona (COVID-19) di dua wilayah tersebut.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kondisi banjir di Kabupaten/Kota Bekasi sifatnya sudah darurat. Jika ada pasien orang tanpa gejala (OTG) maka harus tetap dipisahkan dan tidak berbaur dengan yang lain.
"Kalau yang sudah positif COVID-19 dengan penyakit bawaan itu terdata, dan langsung ke rumah sakit," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Minggu (21/2/2021).
1. Pasien OTG harus tetap diperlakukan sesuai aturan
Bagi pasien OTG yang terdampak banjir dan tidak bisa melakukan isolasi dalam rumah, Emil menyarankan, petugas setempat bisa memanfatkan fasilitas negara sebagai tempat isolasi.
"Posisi sebagai pengungsi, dia tidak mungkin bergaul dan berdempetan di tempat pengungsian. Itu sudah saya instruksikan. Semua pasien COVID-19 di daerah banjir harus dibawa ke fasilitas negara," tuturnya.
2. Hotel bisa dijadikan tempat isolasi pasien OTG
Jika kapasitas keterisian rumah sakit masih belum 100 persen, Emil mengatakan, pasien OTG bisa menempati beberapa ruang itu. Menurutnya, hal ini tidak menjadi soal karena kondisi darurat.
Namun, jika semua tempat isolasi telah penuh, sejumlah hotel di wilayah Bekasi bisa digunakan sebagai alternatif.
"Kalau sifatnya butuh tempat bebas banjir, hotel-hotel itu akan dijadikan alternatif. Karena banjirnya di lantai bawah, atasnya masih bisa tetapi yang butuh perawatan," katanya.
3. BPBD sebut banjir Bekasi paling parah
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mencatat ada tiga kabupaten mengalami bencana alam banjir. Kepala Seksi Pencegahan selaku Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), BPBD Jabar, Budi Budiman Wahyu mengatakan, dari tiga wilayah itu Kabupaten/Kota Bekasi paling parah.
Banjir di Kota Bekasi kurang lebih merendam 11 kecamatan. Namun, kata Budi, data ini masih bersifat sementara dan bisa berubah menyesuaikan kondisi di lapangan.
Dari 11 kecamatan yang kebanjiran, jumlah warga terdampak berbeda-beda. Seperti di Kecamatan Bekasi Utara, Lebak, terjadi genangan setinggi kurang lebih 20-40 centimeter dan meningkat menjadi kurang lebih 70-80 centimeter dengan total terdampak 1.459 KK/ 5.836 jiwa.
4. Banjir Kabupaten Bekasi mengakibatkan 25.175 KK terdampak
Di Kabupaten Bekasi sendiri hingga saat ini ada 19 kecamatan yang tercatat mengalami banjir. Beberapa daerah Bekasi yang mengalami banjir yaitu Kecamatan Babelan, Kecamatan Bojongmangu, Kecamatan Cibarusah, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Cikarang Barat, dan Kecamatan Cikarang Pusat.
"Dari 19 kecamatan, ada 56 desa atau kelurahan yang juga terdampak banjir. Sedangkan jumlah titik banjir ada 134 titik, dengan total 25.175 KK. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini," katanya.
Baca Juga: Tanggul Jebol, 4 Desa di Kabupaten Bekasi Terdampak Banjir
Baca Juga: Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Karawang Masuk Zona Merah COVID-19