Tanpa Jarum! Terapi Akupunktur Ini Bisa Ringankan Stroke hingga Syaraf Kejepit

- Terapi ini mulai dikenal di Indonesia
- Pertemuannya dengan Yvone Laoshi membuka peluang bisnis kesehatan Genqi
- Genqi terapi mulai dikenal di Indonesia untuk menyembuhkan berbagai penyakit
- Mengalami kemajuan dalam dua tahun terakhir
- Bisnis akupuntur Genqi di Indonesia mengalami kemajuan pesat
- Banyak orang memesan alat Genqi dan mengikuti kelas master class untuk mengobati keluarganya
- Harus selalu peka dengan ‘alarm’ tubuh kita
- Manusia kadang lalai dalam menjalankan pola
Bandung, IDN Times – Tidak sedikit orang menghindari terapi akupunktur dalam meringankan penyakit stroke dan syaraf kejepit, karena berbagai alasan. Salah satunya ialah alasan penggunaan jarum yang dinilai menyakitkan.
Merespons anggapan tersebut, ada berbagai pendekatan yang bisa dimanfaatkan dalam meringankan beban penyakit stroke dan syaraf kejepit, salah satunya ialah dengan memanfaatkan gabungan antara metode traditional Chinese medicine dan teknologi.
Genqi coach daei Genqi Indonesia, Erika Halim, menjelaskan jika metode tersebut ampuh untuk meringankan stroke dan syaraf kejepit. Bahkan, metode tersebut menyelematkan dirinya setelah mengalami patah tulang ekor pasca-kelahiran anak pertamanya.
Menurut Erika, patah tulang ekor itu akhirnya sembuh berkat terapi akupuntur Genqi yang menggunakan metode bio elektrik perpaduan akupuntur dan frekuensi. Selama proses itu pun, ia berkenalan dengan master terapi Genqi asal Malaysia Yvone Laoshi, yang akhirnya mengajarkannya dan membuka peluang bisnis kesehatan untuk membesarkan Genqi di Tanah Air.
"Genqi terapi adalah terapi kesehatan akupuntur tanpa jarum dengan menggabungkan metode traditional Chinese medicine dengan frekuensi budaya barat, yang bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk untuk melancarkan peredaran darah dan membuka meridian yang tersumbat dan dapat membantu kesehatan kita," kata Erika Halim, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (17/6/2025).
1. Terapi ini mulai dikenal di Indonesia

Pertemuannya dengan Yvone Laoshi juga seperti membuka pintu takdir Erika untuk serius melebarkan sayap bisnis kesehatan Genqi di Indonesia. Yvonne sendiri adalah perempuan asal Malaysia yang sudah dikenal sebagai edukator dan pengajar di berbagai negara seperti Singapore, Malaysia, Brunei hingga Indonesia.
Ia dikenal karena pendekatannya yang sistematis dan menyeluruh dalam mengembalikan keseimbangan tubuh. Dalam sesi intensif yang diikutinya, Erika menemukan bahwa Genqi bukan sekadar alat, tapi sebuah platform gaya hidup dan peluang nyata.
“Saya memutuskan terbang lebih dari 3.000 kilometer dari Jakarta ke Malaysia, hanya untuk satu tujuan bertemu langsung dengan master Yvonne Laoshi dan belajar Genqi yang sesungguhnya.”
“Dan saat ini terapi Genqi mulai dikenal di Indonesia untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti stroke dan pasca-stroke, syaraf kejepit, prostat, detoks, asam lambung, insomnia, skoliosis, tiroid, kegemukan dan memperbaiki metabolisme termasuk memperbaiki vitalitas untuk pria,” kata Erika Halim.
2. Mengalami kemajuan dalam dua tahun terakhir

Dari sisi bisnis, perkembangan akupuntur Genqi di Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam dua tahun terakhir. Bahkan, saat ini tidak sedikit orang yang memesan alat Genqi dan mengikuti kelas master class untuk mengobati keluarganya, termasuk mencari peruntungan dalam berbisnis kesehatan.
“Untuk pengobatannya juga tergantung dengan kondisi yang mereka alami, misalnya pasien pasca-stroke itu membutuhkan kurang lebih tiga sampai enam kali pertemuan. Demikian juga pasien dengan keluhan skoliosis termasuk juga pasien yang mengalami prostat dan lemah syahwat,” kata Erika.
Bahkan, kata Erika, ia memiliki pasien berusia 70 tahun pulih dari gangguan prostat, termasuk sembuh dari masalah vitalitas, hanya dalam tujuh kali pertemuan rutin.
3. Harus selalu peka dengan ‘alarm’ tubuh kita

Menurut Yvone Laoshi, manusia kadang lalai dalam menjalankan pola hidup yang baik. Mulai dari faktor makanan dan gaya hidup, sampai dengan menganggap remeh kesehatan setiap individual.
Yvone juga mengingatkan untuk orang yang khususnya sudah memasuki usia 40 tahun sangat penting untuk rutin memeriksa kondisi tubuhnya, sebab jika dibiarkan meski sudah ada gejala awal, nantinya akan berdampak yang lebih besar dan akan berbahaya.
"Contohnya seperti stroke, syaraf kejepit, skoliosis dan cedera lainnya. Jika kita tidak peka dengan ‘alarm’ tubuh kita, maka akan menimbulkan efek yang sangat besar. Juga jangan anggap remeh stress dan juga obesitas dan penting untuk olahraga rutin sesuai dengan kemampuan kita, misalnya berjalan kaki, jogging, berenang dan juga berjemur di bawah sinar matahari pagi,” kata Yvone.