TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kimia Farma dan Telkom Raih Penghargaan IoT Terbaik di Asia Tenggara

Award diberikan Asia IoT Business Platform

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Sinergi Internet of Things (IoT) dua BUMN, PT Kimia Farma dan PT Telkom berhasil meraih prestasi terbaik level Asia Tenggara dari Asia IoT Business Platform kategori Enterprise Innovation Award. Penghargaan ini diberikan pada akhir Agustus 2019, lalu.

Direktur IoT Business Platform Irza Suprapto mengatakan, penghargaan diberikan kepada perusahaan-perusahaan di Tanah Air yang dinilai telah mampu mengadopsi strategi transformasi digital yang tepat.  

1. Bakal diundang pameran di Singapura pada 2020

rotterdam style

General Manager IT PT Kimia Farma, Ervan Belyadi Suryadi mengatakan, penghargaan yang diraih pada akhir Agustus tersebut menunjukkan bukti implementasi kerja sama badan usaha milik negara yakni antara PT Kimia Farma dan PT Telkom Indonesia. 

Dengan diraihnya prestasi tersebut dua BUMN ini bakal diundang untuk memamerkan proyek transformasi digital di Singapura pada Februari 2020, mendatang bersama perwakilan dari Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan lainnya. 

"Sinergi BUMN dari sisi digital transformation telah terjadi secara end to end . Faktanya memang kerja sama ini berhasil meningkatkan produksi dengan parameter kualitas lebih baik di dua pabrik kami. Ini terjadi karena support dari Telkom sangat solutif dan militan, demikian pula dengan tim kami," kata Ervan di Jakarta dalam rilis yang diterima IDN Times, Jumat(6/9).

2. Implementasi IoT mampu menggenjot produksi

IDN Times/Istimewa

Ervan menyebutkan, implementasi IoT ini ternyata mampu menggenjot produksi obat yang dilakukan Kimia Farma. Hal itu terlihat dari 11 pabrik milik PT Kimia Farma, dua diantaranya yakni yang berada di Cikarang, Kabupaten Bekasi dan Banjaran, Kabupaten Bandung mampu fokus memproduksi bahan baku dan serta obat dengan implementasi IoT. 

Ervan mengungkapkan, parameter produksi pabrik bisa dilihat secara real time seperti kapasitas produksi dan suhu, kelembaban dan tekanan ruangan, melalui aplikasi dashboard yang bisa diakses dari mana saja. Secara simultan, notifikasi peringatan (alert) atas proses produksi juga dikirimkan seketika ke surel maupun layanan pesan instan Telegram. 

Bahkan, instalasi pada mesin-mesin produksi tersebut kelak akan menghadirkan kemampuan analisa dan prediktif, sehingga mesin menginformasikan sendiri kondisi mesin sekaligus waktu perbaikan ideal.   

3. IoT berhasil menekan biaya produksi

IDN Times/Istimewa

Ervan menyebutkan, dengan adanya teknologi tersebut mampu mengurangi sumber daya manusia (SDM) perusahaan sehingga tenaga kerja yang ada bisa dialihkan untuk fungsi dan tugas lain.

"Implementasi ini juga, sekalipun tahap awal, sudah kami rasakan mampu mendorong pencapaian produksi sesuai dengan standar yang diterapkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan standar global. Ini bisa dicapai dengan lebih cepat namun akurat melalui mesin IoT ini," katanya. 

Ervan mencontohkan, standar purifikasi air dalam produksi, lebih terdeteksi dengan akurat dan cepat setelah penerapan mesin cerdas ini. Sesuatu yang sebelumnya harus dipantau secara manual oleh mata manusia seraya hasil tidak se-akurat mesin cerdas. 

Melalui cara ini, kata dia, BPP (Biaya Pokok Produksi) industri pun relatif terjaga sekalipun perusahaan di awal memang harus investasi mesin baru yang dilengkapi banyak sensor khas teknologi IoT dibandingkan mesin-mesin sebelumnya.

"Sejauh ini evaluasi kami lihat semua sudah sesuai keinginan direksi, bahwa transformasi digital adalah keniscayaan di zaman sekarang agar tetap bersaing. Kami tidak berhenti, kami akan terus kembangkan ini bersama kawan-kawan dari PT Telkom untuk fase berikutnya," sambungnya. 

Berita Terkini Lainnya