Ongkos Logistik Indonesia Termahal Se-ASEAN
Biaya logistik berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Jika pandemi COVID-19 semakin bisa diredam, tahun depan boleh dibilang merupakan masa pemulihan ekonomi bagi Indonesia. Saat ini, Indonesia telah berhasil membukukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp15.434.2 triliun atau 1,059.6 miliar USD
Kebutuhan konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama dalam jumlah PDB tersebut. Di sisi lain, capaian itu dipengaruhi oleh sektor perdagangan elektronik (e-commerce) dengan nilai transaksi sebesar Rp266,3 triliun atau sekitar 18 miliar USD.
Merujuk laporan eConomy SEA 2020 bikinan Google, Temasek, dan Bain & Co, ekonomi digital Indonesia akan melonjak secara signifikan dari 44 miliar USD pada 2020 menjadi 124 milliar USD pada 2024.
Jika perhitungan itu benar adanya, pada 2024 Indonesia akan mendominasi pasar ekonomi digital sebesar 40 persen dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Namun, dalam sentimen positif itu, ada masalah besar yang dihadapi para pelaku e-commerce: besaran ongkos pengiriman barang. Hal itu pula yang menjadi beban bagi konsumen, karena menganggap biaya pengiriman terlalu besar saat melakukan transaksi daring.
Apa yang harus dilakukan?
1. Biaya logistik Indonesia mendekati 24 persen dari PDB
Menanggapi hal tersebut, Asisten Deputi Bidang Industri Pendukung Infrastruktur pada Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Yohannes Yudi Prabangkara, mengakui bahwa saat ini Indonesia masih mempunyai tugas besar untuk bisa menurunkan biaya logistik agar semakin terjangkau.
Yudi kemudian mengutip survey yang dilakukan Bank Dunia pada 2018 mengenai performa logistik. Dalam survey tersebut, Indonesia ditempatkan di urutan ke 46 dari 160 negara, dengan skor 3.15 dari 5 sebagai skor tertinggi. Singkatnya, biaya logistik indonesia tercatat sebagai yang tertinggi di ASEAN, mendekati 24 persen dari PDB.
“Biaya kirim komoditas dari Pulau Seram ke Surabaya sebesar Rp60 juta per kontainer. Sementara, ongkos kirim dari Surabaya ke Cina hanya Rp30 juta per kontainer. Ini butuh perhatian khusus,” ujar Yudi, dalam webinar berjudul Percepatan Digitalisasi dari Sabang Sampai Merauke pada Selasa (30/11/2021).
Atas masalah itu, pemerintah sendiri tengah menyusun berbagai rencana untuk memperbaiki kondisi. Ada sejumlah sektor yang tengah dibidik untuk dibenahi, di antaranya adalah kepabeanan, kondisi infrastruktur, sistem pelacakan pengiriman barang, kemudahan pengiriman barang ke luar negeri, dan tata kelola logistik.
Baca Juga: Biaya Logistik RI Lebih Mahal Dibanding Tetangga, Jokowi: Tak Efisien!
Baca Juga: Akses Terputus Banjir, Paser Pakai Helikopter untuk Salurkan Logistik
Baca Juga: Genjot Bisnis Kurir dan Logistik, PT Pos Indonesia Buka di Akhir Pekan