TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krakatau Sarana Infrastruktur Kejar Target Rp7,8 T dalam Lima Tahun

Akankah investasi untuk kawasan industri berkembang?

Dok. Istimewa / Krakatau Steel

Bandung, IDN Times – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, baru saja meresmikan berdirinya PT. Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), anak perusahaan pelat merah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Sebelumnya, KSI dikenal dengan nama PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), dan kini menjadi induk subholding dari PT. Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).

Sebagai perusahaan dengan bidang usaha utama pengelola kawasan industri, kompensasi utama KSI adalah menyediakan dan mengelola kawasan industri dengan layanan lengkap dan terintegrasi, seperti infrastruktur dan utilitas kawasan yang mencakup pelabuhan, jalan, listrik, air dan gas.

Tak hanya itu, ada pula fasilitas pendukung lainnya seperti hotel, dan sarana perumahan. Bagaimana agenda pencapaian target perusahaan ini dalam lima tahun ke depan?

1. Erick Thohir bilang pemerintah mendukung upaya Krakatau Steel dalam meningkatkan pendapatan

Menteri BUMN Erick Thohir. Dok: BRI

Dalam rilis pers yang diterima IDN Times, Erick Thohir bilang bahwa pemerintah sejatinya mendukung langkah pembentukan subholding sarana infrastruktur untuk Krakatu Steel, sebagai cara untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan.

Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi untuk Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” ujar Erick, dalam sambutannya saat meresmikan subholding Krakatau Sarana Infrastruktur di Cilegon, Selasa (13/7/2021).

Subholding KSI nantinya akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan. 

2. Secara finansial, subholding sarana infrastruktur ada di level aman

(Direktur PT Krakatau Steel Silmy Karim) ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Sementara itu, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, subholding sarana infrastruktur memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Empat perusahaan itu memiliki total pendapatan Rp3,4 triliun dan nilai EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) sebesar Rp1 triliun pada tahun 2020.

Harapannya, target pencapaian secara keseluruhan bisnis akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia. 

Subholding sarana infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp7,8 triliun di lima tahun mendatang. EBITDA subholding sarana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp2,2 triliun pada 2025,” ujarnya.

Baca Juga: Delapan Tahun Rugi, Laba Krakatau Steel Akhirnya Meningkat

Baca Juga: DPR Setuju Rp11,5 T Dana Talangan hanya bagi Garuda dan Krakatau Steel

Baca Juga: Di depan DPR, Erick Thohir Minta Tambahan PMN Rp33,9 Triliun 

Berita Terkini Lainnya