TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kejar Rp2 T, Krakatau International Port Ingin Layani 5.000 Kapal

Jumlah itu hanya 10 persen dari kapal di Selat Sunda

(Ilustrasi kabut asap) ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Bandung, IDN Times – Aktivitas pelabuhan di Indonesia didorong untuk terus digeliatkan guna kelancaran ekonomi, utamanya dalam urusan ekspor-impor. Hal itu pula yang sedang dicanangkan oleh PT. Krakatau International Port, yang sejauh ini telah mencatat pelayanan sekitar 1.000 kapal saban tahunnya.

Direktur Keuangan dan SDM Krakatau International Port, Dazul Herman, mengatakan jika perusahaannya menargetkan untuk melayani 5.000 kapal per tahunnya. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mencapai target pendapatan Rp2 triliun, dan laba bersih Rp220 miliar di penghujung 2022.

“Untuk bisa melayani 5.000 kapal tentu harus ada penambahan dermaga dan juga perbaikan fasilitas lainnya. Target goceng kapal itu harus diraih untuk bisa mengejar target revenue Rp2 triliun,” kata Dazul dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (29/8/2022).

1. Banyak yang menduga pelayanan hanya untuk keperluan Krakatau Steel

Direktur Keuangan dan SDM Krakatau International Port, Dazul Herman (IDN Times/Istimewa)

Dazul mengatakan, meningkatkan jumlah pelayanan kapal dari 1.000 menjadi 5.000 kapal per tahun bukan hal yang mustahil. Alasannya, selat Sunda setiap tahunnya dilalui oleh 50 ribu kapal. Kata Dazul, Krakatau International Port hanya mengincar 10 persen dari jumlah tersebut.

“Karena masih banyak yang belum tahu keberadaan Krakatau International Port sehingga masih banyak kapal yang mengisi BBM atau bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. Kami masih harus lebih sering lagi melakukan promosi agar keberadaan Krakatau International Port semakin dikenal,” kata Dazul.

Secara status, Krakatau International Port berada di bawah PT Krakatau Bandar Samudera. Sementara Krakatau Bandar Samudera adalah anak perusahaan daripada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Krakatau Steel.

“Jenis pelabuhan itu ada tiga, pertama badan usaha pelabuhan yang bisa melayani pihak ketiga. TUKS yaitu terminal untuk kebutuhan sendiri, serta Tersus yaitu terminal khusus seperti untuk kebutuhan PLN,” ujar Dazul.

Ia melanjutkan, Krakatau International Port sendiri masuk kategori BUP yang artinya bisa melayani pihak ketiga. “Selama ini masih banyak yang berpikir bahwa Krakatau International Port hanya untuk internal PT Krakatau Steel saja,” tuturnya.

2. Rencanakan kemampuan bongkar muat hingga 12 ribu ton

Ilustrasi Infrastruktur (Pelabuhan) (IDN Times/Arief Rahmat)

Dazul mejelaskan, Krakatau International Port adalah pelabuhan curah terbesar di Indonesia. Barang curah yang biasa dibongkar-muat antara lain batu bara dan bijih besi, yang kemudian biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku baja.

Kapasitas Krakatau International Port adalah 25 juta ton per tahun. Namun, hingga kini kapasitas yang terpakai baru 19 juta ton.

“Satu hari kami bisa melakukan bongkar muat 12 ribu ton. Jadi kalau ada kapal dengan muatan 60 ribu ton bisa dilakukan dalam lima hari. Kami punya crane yang bisa langsung masuk ke kapal, khusus untuk barang curah,” ujar Dazul.

Baca Juga: Festival Krakatau 2022 Siap Digelar, Ada Tour Gunung Anak Krakatau!

Baca Juga: Erick Thohir Sambut Positif Investasi Rp52 Triliun Krakatau Posco

Berita Terkini Lainnya