Pemberian Kredit yang Mudah Bisa Dongkrak Perekonomian Masyarakat
Beli barang kebutuhan ga selalu harus tunai loh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Fasilitas kredit saat ini menjadi cara para konsumen untuk mendapatkan sebuah produk. Pemberian kredit bukan hanya dalam bentuk pinjaman uang saja, tapi juga bisa menjadi produk seperti barang elektronik. Dengan kredit masyarakat kian termudahkan saat membutuhkan barang.
Dolly Susanto selaku Chief Sales Office Home Credit menuturkan, kredit yang diberikan perbankan saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Terlebih bagi mereka yang punya gaji pas-pasan, angka kreditnya tidak banyak sehingga sulit mendapatkan produk sesuai keinginan.
Dia mencotohkan, saat ini kebutuhan alat eletronik seperti handphone, laptop, televisi, atau kebutuhan pribadi dan rumah tangga makin tinggi. Khususnya setelah pandemik COVID-19 konsumsi masyarakat membeli barang mulai naik.
"Yang jadi persoalan itu mereka (konsumen) bisa ga dapat kredit dengan pendapatan mereka. Karena sering kali batas kartu kredit justru jadi tidak bisa beli barang yang dimau," kata Dolly dalam diskusi di Bandung, Senin (26/6/2023).
1. Kesempatan pembiayaan kredit harus menyentuh seluruh kalangan
Dia mencotohkan, saat ini barang-barang elektronik seperti HP harganya bisa di atas Rp5 juta ke atas. Namun, tidak semua orang mempunyai dana sebesar itu untuk membeli secara tunai.
Maka kemudahan kredit menjadi pilihan yang sudah mutlak sehingga masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah bisa mendapatkan barang elektronik yang bisa menunjang perekonomiannya.
"Dengan kehadiran internet kesempatan untuk mengakses banyak hal semakin tanpa batas. Maka diperlukan barang dengan teknologi yang bisa mengakses ke sana. Itu yang ingin kita coba sediakan," kata Dolly.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, uingkat kepemilikan laptop dan berbagai perangkat seperti komputer, tablet atau alat elektronik sejenis oleh rumah tangga di Indonesia sebesar 18,04 persen pada 2022 merupakan yang terendah dalam 7 tahun terakhir sejak 2015.
Data tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kepemilikan laptop oleh rumah tangga di negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura yang mencapai lebih dari 60 persen.
Baca Juga: 3 Cara Pemutihan BI Checking agar Kredit Tak Ditolak Bank
Baca Juga: BI Ungkap Kredit Tumbuh Melambat 8,08 Persen, Apa Pemicunya?