TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Limbah Kayu Bisa Jadi Cuan di Tengah Pandemik COVID-19

Banyak material limbah bisa diolah dan bisa dijual kembali

Dok.IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Wabah COVID-19 masih menghantui Indonesia. Kondisi ini membuat perekonomian belum stabil yang bisa berdampak pada jurang resesi.

Di tengah pandemik ini, sejumlah perusahaan coba mencari jalan baru untuk menjaga arus kas keuangan tetap berjalan positif. Berbagai peralihan sektor usaha pun dilakukan agar pendapatan bisa diraih.

Limbah kayu, menjadi alternatif yang coba dikembangkan perusahaan BUMN, PT Indah Karya. Sempat terhenti usahanya selama empat bulan karena wabah COVID-19, perusahaan ini mampu bangkit memanfaatkan penjualan wood pallet yang dihasilkan dari limbah kayu olahan.

Wood pellet adalah salah satu EBT (Energi Baru Terbarukan) yang dihasilkan dari limbah kayu olahan dari produksi plywood dan dari kayu buangan/sisa dari masyarakat lainnya yang diolah menghasilkan serbuk yang telah dipadatkan, sehingga menghasilkan kalori tertentu. Biasanya bahan wood pellet digunakan sebagai alternatif pengganti batubara,” kata Direktur Utama PT Indah Karya Nel Adianto, Senin (21/9/2020).

1. Jangan sampai ada limbah yang terbuang percuma

freepik.com

Untuk membangun industri wood pellet ini, jelas Nel, pihaknya diilhami dari konsep supaya tidak ada limbah yang terbuang percuma. Selama ini pihaknya memproduksi plywood yang menghasilkan limbah yang terbuang begitu saja.

Selain itu limbah yang sama pun berasal dari masyarakat. Sayangnya tidak ada nilai tambah sehingga mereka melakukan pembelajaran pengelolaan limbah plywood menjadi wood pellet yang mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi bisa diekspor.

“Saat ini langkah untuk rencana tersebut sedang disiapkan, di mana pabrik wood pellet yang berkapasitas 2500 MT (metrik ton)/bulan, berlokasi di kawasan Industri di Bondowoso sedang melakukan pembenahan dalam pembangunan mesin produksi agar bulan depan bisa dilakukan uji produksi," paparnya.

2. Malaysia dan Singapura banyak meminta produk ini.

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Nel menuturkan, pihaknya sudah melakukan ekspor perdana plywood di era normal baru pada 3 September 2020. Hingga saat ini permintaan dari sejumlah negara tetang cukup tinggi seperti Malaysia dan Singapura
Bahkan pekan ini perusahaan mengarahkan tujuan ekspor ke Taiwan bersama Mitra KSO Buana Kassiti Grup.

“Hari Jumat kemarin dan Sabtu ini kami mengirimkan lagi untuk yang keempat dan kelima kalinya ke negara tujuan. Untuk bulan depan order juga sudah penuh,”ujarnya.

Tak hanya itu, kata Nel, perusahaan dengan pola skema kerja sama kemitraan (bagi hasil) atau dalam bentuk yang lebih ditingkatkan, terus berupaya melanjutkan langkah-langkah untuk membantu Pemerintah dalam menggerakkan geliat perekonomian. Salah satu di antaranya adalah lewat rencana penjualan wood pellet di akhir Oktober 2020 yang ditaksir bis menghasilkan Rp 40 miliar sampai Rp50 miliar per tahun.

Baca Juga: Daya Tarik Baru di Semarang, Perpustakaan Unik dari Limbah Kayu 

Baca Juga: Limbah Medis di Sungai Cisadane, Dinkes Kota Tangerang Buka Suara

Berita Terkini Lainnya