Investor Asing Lirik Proyek Pengolahan Sampah Rp800 Miliar di Cirebon
Sampah ini akan diolah menjadi energi alternatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Investor dari luar negeri telah memberikan sinyal untuk berinvestasi dalam proyek tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) di Cirebon. Minat tersebut muncul karena TPPAS di kota tersebut akan mengolah sampah menjadi energi alternatif.
Ketua Tim Percepatan dan Inisiasi Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) PT Migas Hulu Jabar (MUJ) Mungki Rahadian mengatakan, dalam acara Indonesia Invesment Day (IID) 2020 yang digelar secara daring terdapat investor yang telah berminat untuk ikut serta membangun TPPAS tersebut.
Ia menjelaskan isu energi alternatif untuk menggantikan energi fosil yang tidak ramah terhadap lingkungan membuat para investor mulai mengalihkan perhatiannya dalam berinvestasi.
“Investasi yang membawa isu perbaikan lingkungan, di mana kemudian investor asing saat ini sangat tertarik kepada proyek yang sifatnya green energy.Karena investasi terbaik saat ini memang energi terbarukan, sedangkan energi fosil trennya terus menurun dan ditinggalkan dan banyak juga masyarakat yang beralih ke energi alternatif yang lebih ramah terhadap lingkungan,” kata Mungki dikutip dari Antara, Sabtu (3/10/2020).
1. Nilai investasi yang dibutuhkan sekitar Rp800 miliar
Menurutnya, dari beberapa negara yang ikut dalam Indonesia Investment Day, ada dari investor asing seperti Inggris, Belanda, China, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Australia yang menyatakan minatnya.
MUJ sebagai BUMD tentu akan mencari mitra terbaik dengan kebutuhan perusahaan dalam mengelola sampah regional tersebut yang bisa menjadi energi alternatif. Nilai investasinya ditaksir mencapai 57 juta dolar AS atau senilai Rp800 miliar.
Lokasi pengelolaan sampah TPPAS Cirebon Raya dengan teknologi Mechanical and Biological Treatment (MBT) berlokasi di Desa Cupang, Desa Walahar Kecamatan Gempol serta Desa Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Luasnya mencapai 52 hektare.
"Hasil dari pengelolaan sampah yang ditampung dari wilayah Cirebon Raya dan Indramayu nantinya diolah menjadi refuse derived fuel (RDF) yang menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara," ujar Mungki.