TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisnis dan Profesi Prospektif di Era New Normal, Apa Saja?

Industri kreatif kunci keluar dari krisis akibat COVID-19

Ilustrasi pekerja pabrik mengenakan masker. Dok Humas Jabar

Bandung, IDN Times - Industri kreatif diproyeksi masih menjadi andalan Jawa Barat dalam menggerakkan ekonomi memasuki fase kenormalan baru atau di Jabar disebut Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kunci dari era ini adalah adaptasi dan inovasi.

Tidak dipungkiri wabah COVID-19 telah memengaruhi semua sektor ekonomi termasuk industri kreatif. Banyak pertunjukan atau konser musik yang dibatalkan karena harus menghindari kerumunan orang. Seniman dan budayawan kehilangan pekerjaan, termasuk penata acara (event organizer), dan rumah produksi yang mengelola atau memproduksi industri kreatif.

Namun dengan sifatnya yang mengandalkan daya cipta, intelegensia manusia, dan kekayaan intelektual, maka industri kreatif justru menjadi sektor yang paling prospektif dan bahkan sangat mungkin dilakukan orang umum sekalipun.

Dewan Pengarah Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi (Kreasi) Jawa Barat Dwinita Larasati mengatakan, Jabar punya potensi sangat memadai untuk mengembangkan industri kreatif di era normal baru. Yang dibutuhkan saat ini adalah pemetaan potensi lalu menyalurkan dalam satu arus ekosistem sehingga hasilnya akan menuju perkembangan ekonomi kreatif. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.

“Gak diapa- apain pun industri kreatif pasti akan maju. Apalagi kalau ada intervensi pemerintah dan kreativitas dari masyarakat itu sendiri,” ujar Dwinita melalui siaran pers yang dikutip IDN Times, Kamis (11/6).

1. Ini industri kreatif yang kemungkinan akan cepat tumbuh

Dok.Humas Jabar

Tita telah membuat daftar industri kreatif yang memiliki ceruk pasar besar dan relatif mungkin dilakukan masyarakat. Hal yang sudah terlihat dan jadi fenomena saat ini adalah peralihan industri fesyen dari produk konvensional seperti pakaian ke produksi masker dan alat pelindung diri (APD).

Sub sektor industri kreatif lainnya seperti fotografi, desain grafis, video wisata atau film yang menjual rasa kangen wisatawan terhadap suatu tempat yang pernah dikunjunginya. "Lalu penggalangan dana melalui konser musik jarak jauh, juga cukup menjanjikan," ujarnya.

Kemudian sektor makanan-minuman praktis yang dikemas dalam bungkus yang ramah lingkungan, bukan justru dengan banyak kantung plastik seperti yang terjadi saat ini.

Ada juga arang yang berkaitan dengan olahraga dan gaya hidup sehat pun akan sangat banyak dicari seperti alat kesehatan dan kebugaran (fitness), perlengkapan olahraga (sepatu, pakaian, alat pelindung).

Selain itu perlengkapan kebersihan seperti sabun, kosmetik berbahan organik, dan obat- obatan herbal seperti jamu akan banyak dicari orang.

“Bahkan kue pun dapat dibuat dari bahan yang menyehatkan,” sebut Tita.

2. Penjualan secara online jelas akan melesat

Aplikasi Sleman Mart. IDN Times/Paulus Risang

Penjualan secara daring (online) dan e-commerce pun akan sangat berkembang. Ini masuk bagian industri kreatif.

"Bagaimana dia men-delivered barang jualannya dengan cara tidak biasa,” jelas Tita yang juga Ketua Bandung Creatif City Forum (BCCF).

Sejurus dengan itu, beberapa jenis pekerjaan yang prospektif di era baru, seperti penjahit, fotografer, desainer grafis, ilustrator, penata letak (layouter), kamerawan, pelatih kebugaran privat, tenaga pemasar (marketing), pengembang laman internet dan aplikasi (web dan digital developer), dan sejenisnya.

3. UMKM akan mulai beradaptasi hadai kenormalan baru

Dok. istimewa

Sementara itu, pengamat ekonomi Acuviarta Kartabi menyarankan para pelaku industri dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) makin mengadaptasi sistem pemasaran daring atau online atau yang berbasis platform digital.

Menurutnya, dalam situasi AKB sekalipun mobilitas dan aktivitas masyarakat tidak akan serta merta pulih atau sama seperti sebelum COVID-19. Jabar punya modal besar untuk bangkit dan keluar dari krisis ekonomi akibat COVID-19 karena didukung konektivitas telekomunikasi memadai, infrastruktur antarwilayah yang baik, logistik dan dukungan komoditas cukup lengkap.

“60 persen industri nasional ada di Jabar, penduduk Jabar paling banyak, market size ada di Jabar. Daerah yang penduduk yang banyak tinggal kita suntik untuk tumbuh,” ujarnya.

Baca Juga: Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pemerintah Buka Zona Merah saat New Normal

Baca Juga: Siap Hadapi AKB, Objek Wisata Sejumlah Daerah di Jabar Mulai Dibuka

Berita Terkini Lainnya