5 Keistimewaan Kampung Adat Ciptagelar di Sukabumi

Menjalankan adat istiadat leluhur selama 650 tahun

Sukabumi, IDN Times - Di Kabupaten Sukabumi terdapat tiga kampung adat yakni Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Sinarresmi dan Kasepuhan Ciptamulya. Satu hal yang menjadi ciri khas dari seluruh kampung adat tersebut adalah masyarakatnya yang masih memegang teguh adat istiadat yang diturunkan oleh para leluhurnya sejak lebih dari 650 tahun silam.

Ketiga kampung adat ini merupakan bagian dari kesatuan adat Banten Kidul, dimana Kasepuhan Ciptagelar menjadi pusat dari kesatuan tersebut. Secara administratif Kasepuhan Ciptagelar ini masuk dalam wilayah Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok atau sekitar kurang lebih 27 Km dari pusat ibukota Palabuhanratu.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai Kasepuhan Ciptagelar, IDN Times merangkum lima keunikan yang menjadi keistimewaan dari kampung adat Ciptagelar di Sukabumi tersebut.

1. Dipimpin seorang Abah

5 Keistimewaan Kampung Adat Ciptagelar di Sukabumitwitter/@sobatbudaya

Kasepuhan Ciptagelar memiliki sistem pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Abah Ugi Sugriana Rakasiwi. Meski usianya masih terbilang muda yakni dibawah 40 tahunan, namun sebutan Abah ini seperti menjadi sebuah gelar yang diperuntukan bagi pemimpin masyarakat kampung adat. Ia menggantikan ayahnya yakni Abah Encup Sucipta atau lebih dikenal dengan panggilan Abah Anom yang meninggal pada tahun 2007.

2. Sistem Pemerintahan

5 Keistimewaan Kampung Adat Ciptagelar di SukabumiIDN Times/Toni Kamajaya

Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Abah Ugi dibantu oleh perangkat kampung adat seperti diantaranya Perangkat Rakyat yang menangani urusan administrasi kampung. Paninggaran yang menjalankan tugasnya secara gaib dalam menjaga sektor pertanian. Juru Sawer yang bertugas menjaga wilayah perkampungan pada malam hari, serta beberapa perangkat lainnya yang secara khusus bertugas di bidang kesenian untuk kebutuhan ritual pada momen tertentu. 

3. Pola Pertanian

5 Keistimewaan Kampung Adat Ciptagelar di SukabumiIDN Times/Toni Kamajaya

Kasepuhan Ciptagelar memiliki jumlah penduduk sekitar 30 ribu jiwa yang bermukim di 580 kampung yang tersebar di sekitar kawasan Gunung Halimun. Masyarat kampung adat ini umumnya berprofesi sebagai petani dengan pola pertanian yang dijalankan secara tradisional dengan ketentuan adat istiadat leluhurunya yakni melarang menjual padi dari hasil cocok tanam.

"Padi adalah simbol kehidupan bagi masyarakat di kampung adat ini karena itu tidak boleh diperjual belikan," ungkap praktisi pariwisata Sukabumi Rizky Gustana.

Selain itu pola pertanian mereka hanya mengalami satu kali panen untuk setiap tahunnya. Sebagian besar padi hasil panen tersebut disimpan di dalam 8.000 lumbung miliki kasepuhan yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan puluhan ribu masyarakat kampung adat.

4. Sistem pendidikan

5 Keistimewaan Kampung Adat Ciptagelar di SukabumiIDN Times/Toni Kamajaya

Di lingkungan kampung adat pimpinan Abah Ugi ini terdapat dua sarana pendidikan yakni sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Kedua ini memberlakukan sistem pendidikan yang sedikit berbeda, yakni memberlakukan pengetahuan tentang kearifan lokal pada kampung adat tersebut. Artinya setiap murid SD maupun SMP yang ada di lingkungan Kasepuhan Ciptagelar harus mengenal atau mengetahui tentang kebudayaan leluhurnya.

5. Upacara adat

5 Keistimewaan Kampung Adat Ciptagelar di SukabumiIDN Times/Toni Kamajaya

Setiap tahunnya, Kasepuhan Ciptagelar men ggelar lebih dari 30 upacara adat. Mulai dari Haraka Huma atau sedekah bumi untuk setiap hasil pertanian yang tidak termasuk jenis padi. Tutup Nyambut, ritual untuk berakhirnya musim tanam padi, termasuk tradisi yang selama ini telah dikenal luas masyarakat yakni Seren Taun, sebuah tradisi memasukan padi ke dalam lumbung bernama Leuit Si Jimat

Topik:

  • Yogi Pasha
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya