potret peziarah di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon (commons.wikimedia.org/NoiX180)
Terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, kompleks makam Sunan Gunung Jati adalah titik utama napak tilas peradaban Islam di pesisir utara Jawa.
Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo, dimakamkan di kompleks yang dijaga ketat adat, mistik, dan sejarah. Setiap harinya, ribuan peziarah memadati tangga demi tangga yang mengarah ke cungkup utama, menciptakan suasana zikir dan khidmat yang tidak lekang oleh zaman.
Uniknya, kawasan ini tidak hanya menampilkan sisi religi, tapi juga arsitektur perpaduan Tionghoa, Arab, dan Jawa. Gerbang kayu berukir, ubin Tiongkok, dan inskripsi huruf Arab menempel pada dinding-dinding tua.
Seolah-olah, peziarah tengah memasuki dimensi waktu yang melintasi berabad-abad dakwah, peperangan batin, dan penyatuan budaya. Tak sedikit pengunjung yang membawa serta anak-anak mereka untuk mengenalkan sejarah Islam secara langsung.
Di sekitar kompleks, pedagang bunga tabur, dupa, dan air zamzam dalam botol plastik berjejer rapi. Ini bukan sekadar wisata rohani, melainkan industri lokal yang menghidupi warga sekitar.
Tradisi tahlilan massal dan pembacaan syair-syair maulid juga masih terjaga, terutama saat malam Jumat atau malam 1 Muharram, menjadikan tempat ini berdenyut hidup bersama waktu keagamaan.
Tak heran jika kunjungan ke Makam Sunan Gunung Jati selalu terasa bukan liburan biasa. Ia lebih menyerupai perjalanan hati, napas yang diatur lebih pelan, dan langkah yang ditata penuh hormat.
Di sinilah para peziarah belajar sejarah tak hanya ada di buku, tapi juga dalam sunyi doa yang dilantunkan ribuan lidah dari masa ke masa.