Kabupaten Bandung, IDN Times - Alunan musik khas Sunda terdengar merdu ketika saya bertandang ke salah satu perkampungan di Desa Indragiri, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gemercik air dari sungai yang mengalir menambah kenikmatan suasana.
Anak-anak yang mendengar ada warga dari luar kampung langsung menyambut. Senyum tersungging dari mereka ketika berlarian berebut untuk memberi salam. Sementara itu, ibu-ibu terlihat tengah asyik bercengkerama di salah satu teras rumah warga.
Hamparan kebun teh memanjakan mata terlihat di sekeliling kampung Stamplat Girang. Kampung paling ujung dari kawasan Ciparay, yang ada di Desa Indragiri. Sementara di bagian belakang pemukiman warga nampak pohon Jamuju menjulang di antara perbukitan. Di sela-sela Jamuju terlihat ada tegakan pohon kopi.
Kepala Dusun Stamplat (stanplat) Girang Dede Komarudin menceritakan, dulunya tempat ini adalah digunakan untuk pemberhentian truk atau mobil yang mengangkut kayu hutan sejak puluhan tahun silam. Warga yang ada di Stamplat Girang bekerja membantu menebang kayu di hutan dan memindahkannya ke truk untuk dibawa ke perkotaan.
Lambat laut pemanfaatan kayu hutan sudah tidak diperbolehkan. Puncaknya pada 2010 pemerintah sudah tidak memperbolehkan adanya aktivitas tersebut. Dari kondisi, warga coba mencari berbagai alternatif untuk mencari penghasilan, salah satunya membuat kampung wisata.