Melihat 5 Keseruan Festival Baling-baling di Majalengka

Kukuhkan kota Angin, Budayawan gelar festival kolecer

Banyak yang mengatakan Majalengka terkenal dengan sebutan Kota Angin, karena angin di Majalengka pada waktu musim kemarau ini lumayan kencang.

Melihat potensi tersebut serta dalam memeriahkan  Hari Jadi Kabupaten Majalengka yang ke 529 tahun, Padepokan Bunilaya Kuda Putih Majalengka akan menggelar Festival Kolecer (baling-baling) sejak Rabu(12/6) hingga Sabtu(16/6).

Apa saja keseruannya, yuk kita simak!

1. Selain festival kegiatan tersebut juga diisi aksi sosial

Melihat 5 Keseruan Festival Baling-baling di MajalengkaIDN Times/Andra Adyatama

Koordinator Festival Kolecer Taufik Hidayat menerangkan, dalam acara Festival Kolecer tersebut di isi dengan kegiatan donor darah, pentas seni, bazar, dan pemutaran film dokumenter.

“Peserta sekitar 100 orang menampilkan seni kreatifnya serta harus menarik perhatian tim panitia dengan karakteristik akan nilai keindahan merangkai kolecer. Acaranya terpusat di Desa Cengal, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka,” ungkapnya.

2. Dahulu, kolecer adalah penunjuk arah angin

Melihat 5 Keseruan Festival Baling-baling di Majalengkagoogle

Menurutnya, kolecer atau dalam istilah pengertian umumnya sebuah baling-baling penunjuk arah mata angin yang biasa digunakan pada zaman terdahulu dan merupakan sebuah mainan populer di wilayah sunda.

Dahulu, kolecer juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mengusir burung yang mencoba memakan padi di area pasawahan dengan bunyinya.

“Kami, ingin menyemarakan di HUT Majalengka yang ke 529 tahun dan mencoba mengenang kembali tradisi ini khususnya kepada para generasi muda di era generasi milenial kekinian. Harapan untuk tahun kedepannya akan menggelar 1000 kolecer untuk kemajuan Pariwisata di Majalengka agar ada perhatian dari Kementrian Pariwisata dalam Pesona Indonesia dan masuk rekor Muri”, harapnya.

3. Rencana kedepan masuk rekor muri

Melihat 5 Keseruan Festival Baling-baling di MajalengkaIDN Times/Andra Adyatama

Sebanyak 100 orang pecinta permainan kokoleceran, ikuti festival kolecer (baling-baling) yang diselenggarakan Komunitas Perupa Majalengka di kawasan perkebunan pinus di Desa Cengal, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

Sejumlah peserta membuat kolecer dengan beragam bentuk.  Deden asal Desa Cengal misalnya dia membuat kolecer dengan bentuk pesawat terbang berdiameter 20 dan panjang 50 cm. Kolecer dia menyerupai pesawat dan baling-baling di bagian depan pesawat, suaranya bergemuruh karena baling-balingnya panjang.

Evan membuat kolecer mengeluarkan bunyi cukup nyaring dengan bunyi “tok tak, tok tak” karena   di bagian belakangnya dipasangi kaleng susu kental sehingga bunyi yang ditimbulkan dari sentuhan bambu yang berasal dari perputaran gagang belakang kolecer tersebut.

Hampir kebanyakan kolecer terbuat dari bahan bambu, yang belakangnya dibentuk seperti panah, kemudian dipasang menggunakan tiang setinggi kurang lebih 5 meteran. Namun karena jumlah kolecer cukup banyak suara gemuruh putaran kolecer pun sangat keras.

4. Kolecer Mulai menghilang

Melihat 5 Keseruan Festival Baling-baling di Majalengkafacebook.com

Sementara di wilayah lain, kolecer yang biasa menjadi permainan anak-anak nyaris tidak pernah dilihat lagi. Permainan ini seolah menghilang dengan derasnya budaya digital.

“Dari kebiasaan itu kami pikir kenapa sekarang sudah musim angin tidak dibuat festival saja. Akhirnya kami bersama komunitas perupa menyelenggarakan kegiatan ini,” ungkap Taufik.

Usman dan Amas asal Desa Nunuk mengatakan, di wilayahnya juga ada kebiasaan setiap musim kemarau panjang disertai angin besar anak-anak berupaya bermain kolecer. Anak-anak membuat kolecer sendiri yang terbuat dari daun kelapa, ada juga yang terbuat dari bambu tali, kemudian kolecer dibawa lari sambil dipegang. Atau di pasang di depan rumah.

Malah menjelang musim panen padi atau saat padi menguning hampir semua petani memasang kolecer di tengah sawah. Kolecer ini sekaligus untuk mengusir burung pipit.

Saat panen tiba petani mendengar suara putaran baling-baling sambil menggebuk padi di sawah. Kolecer di Desa Nunuk ini bukan hanya permainan anak-anak namun juga menjadi kebiasaan petani setempat saat musim panen.

5. Festival kolecer bisa jadi destinasi wisata

Melihat 5 Keseruan Festival Baling-baling di MajalengkaIDN Times/Andra Adyatama

Pemerintah setempat sangat mendukung Festival Kolecer yang menantang angin. Kebetulan Majalengka adalah Kota Angin

Camat Maja, Arif Daryana, mengungkapkan, ada banyak ikon atau potensi desa di Kecamatan Maja yang belum terpetakan. Contohnya program Desa Kertabasuki Caang Baranang, termasuk Desa Cengal dan Desa Nunuk yang akan dikembangkan menjadi Desa Budaya

Kegiatan ini akan menjadi magnet wisata Majalengka dengan berbagai potensi wisata budaya, termasuk di Desa Cengal dan Desa Nunuk. “Hari ini akan dilakukan survei jalan alternatif untuk antisipasi kemacetan saat arus mudik dan balik kemarin dengan Dinas BMCK,” jelasnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya