Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
google

Majalengka, IDN Times – Selain kaya akan wisata alam dan agrowisata, Majalengka juga memiliki destinasi wisata sejarah. Bahkan hingga saat ini para peneliti masih terus melakukan kajian untuk mencari bukti-bukti peninggalan sejarah yang ada di Majalengka.

diterangkan di dalam Buku Sejarah Majalengka Karya N Kartika yang mewawancarai Budayawan Ayatrohaedi, Nama Majalengka bila diartikan dalam bahasa Jawa Kuno yaitu kata ‘Maja’ merupakan nama buah dan kata ‘Lengka’ yang berati pahit, jadi kata ‘Majalengka’ adalah nama lain dari kata Majapahit.

Selain itu Majalengka sebagai ibukota kabupaten selanjutnya semakin dikuatkan dengan adanya Surat Staatsblad, 1887 No. 159 mengatur dan menjelaskan tentang batas-batas wilayah dari Kota Majalengka.

Nah, untuk belajar sambil berwisata sejarah, berikut beberapa tempat yang IDN Times kumpulkan, dan diyakini punya nilai sejarah di Majalengka.

1. Goa Jepang

IDN Times/Andra Adyatama

Goa Jepang atau Bunker Kodim yang berlokasi di Jalan KH Abdul Halim Kelurahan Tonjong Majalengka, saat ini mulai jadi perhatian wisatawan. Bahkan, pada hari libur banyak warga yang berkunjung untuk melihat secara langsung seperti apa Goa Jepang atau Bunker Kodim tersebut.

Kepala Disparbud Majalengka, H Gatot Sulaeman AP MSi  mengatakan berdasarkan hasil penelitian Bunker Kodim ini dinyatakan sebagai tinggalan purbakala yang memenuhi sebagai Cagar Budaya Tingkat  Provinsi Jawa Barat dan dilindungi Undang-undang  Nomor 11 tahun 2012 tentang cagar budaya dan telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang dikelola Kodim 0617 Majalengka.

"Berdasarkan hasil pendataan, bangunan komplek tersebut sejak awal telah digunakan sebagai tangsi militer Belanda. Dilihat dari gaya bangunannya, kemungkinan tangsi ini dibangun pada akhir abad 19 sampai dengan dekade abad 20," katanya.

Bunker bangunannya sambung dia seluas 116 meter persegi berdiri di atas lahan 69.000 meter persegi tepat menghadap Sungai Cibedug dan jalan KH Abdul Halim tepat di sebelah selatannya.

Bungker dibangun pada tebing sungai yang diperkuat dengan bata dan beton, sisi luarnya teteap berupa tanah sebagai kamuflase dan juga sebagai peredam. Antara  bunker pertama dengan kedua  berjarak 7 meter.

"Pintu bunker 1 menghadap ke barat dan pintu bunker 2 menghadap ke barat laut. Sehingga kedua bangunan bunker menghadap markas kodim. Daun pintunya terbuat dari baja dengan lubang persegi empat sebagai ventilasi udara dan cahaya," papar Gatot.

Masih dikatakannya, tinggi pintu berukuran 175 cm, lebar 122 cm, dengan ketebalan 10 cn. Didnding bunker terbuat dari bata yang dilapisi beton dengan ketebalan 48 cm,  begitupun dengan dinding bagian atas meakioun ketebalannya tidak diketahui dan berlantai tanah.

"Ketebalan dinding yabg berbeda terdapat pada bagian dinding pintu yang memiliki ketebalan 50 cm. Tiap bunker memiliki ruangan berbentuk U pada tiap ujung lorongnya dengan panjang 4,2 m terdapat pintu jalan keluar masuk dengan jarak antar pintu 4,4 m. Untuk prngamatan dinding bunker bagian dalam terlihat adanya bekas lubang kusen pintu letaknya pada ujung dalam kedua lorong," ungkapnya. 

Masih dijelaskan Gatot, ruang utama bunker disekat menjadu dua dengan satu pintu penghubung yang kini hanya tetlihat bekas kusen saja. Setiap ruang berukuran 550x370 cm dan 400x370 cm dengan tinggi 187 cm.

2. Gedung Jangkung (Tinggi)

Editorial Team

Tonton lebih seru di