Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Atlet atletik asal Sumatera Utara, Mian Sirait (kiri) bertanding dalam Final Putra 45-46 1500m Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2024). Mian meraih medali emas dengan catatan waktu 5 menit 05.96 detik. (PB PEPARNAS XVII/Rasyidin Panggabean)

Bandung, IDN Times - Prestasi olahraga berbagai cabang disabilitas atau difabel di Indonesia menorehkan banyak prestasi internasional. Namun, sayangnya partisipasi mereka masih rendah dan perlu kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk mendukung kinerja mereka.

Hal itu disampaikan langsung oleh Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr. Asep Sumpena dalam Talkshow Olah Raga Disabilitas yang digelar langsung oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia di Bandung, Senin (30/12/2024).

Menurutnya, saat ini masyarakat masih belum terbuka memasukkan anggota keluarganya yang difabel untuk ikut ke dalam beberapa cabang olahraga. Padahal, sudah banyak penyandang disabilitas yang mampu menorehkan prestasi nasional hingga internasional.

"Ketika ada anggota keluarga difabel merupakan beban, jadi mereka itu tidak suportif itu jadi PR kalau di luar negeri disabilitas dan normal sama di mana itu berpengaruh terhadap partisipasi di olahraga," ujar Asep.

1. Sosialisasi harus terus dilakukan

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Dengan masih adanya hal itu, Asep mendorong pemerintah bisa mengajak seluruh difabel berolahraga, termasuk masuk cabang olahraga hingga menjadi penerus atlet-atlet tanah air yang sudah membawa nama harum bangsa.

"Jadi stigma aib masih melekat perlu ada sosialisasi terhadap keluarga. Seharusnya keluarga yang memiliki anak disabilitas harus dirangkul agar anak bisa tumbuh kembang dari fisik dan bisa bergerak," katanya.

2. Pemerintah lakukan berbagai hal untuk tingkatkan partisipasi

Editorial Team