Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono 

Hariono: Lahir di Sidoarjo dicintai di Bandung

Jakarta, IDN Times - Hariono bergabung dengan Persib pada musim kompetisi 2008. Saat itu ia dibawa pelatih Jaya Hartono. Kini, usai 11 tahun mengabdi, pemain yang kerap disapa Si Gondrong itu dipastikan hengkang dari Kota Kembang musim depan.

Tak seorang pun menyangka pemain asal Sidoarjo ini jadi legenda di Persib. Jika menilik ke belakang, proses kepindahannya ke Persib pun bukan kabar besar yang membuat bobotoh semringah. Maklum, Hariono merupakan anak baru di kompetisi kasta tertinggi Indonesia kala itu.

Kehadirannya pun sempat membuat banyak bobotoh bertanya, sebab Persib selama ini dikenal acap kali mementingkan permainan cantik dengan teknik tinggi. Tapi, Penampilan Hariono di lapangan hijau bertolak belakang dengan karakter
pesepak bola Bandung pada umumnya.

Gelandang berusia 34 tahun ini memiliki karakter permainan keras dan tanpa kompromi. Hal itu berbanding terbalik dengan gelandang-gelandang Persib terdahulu, seperti Emen Suwarman alias Guru Emen sampai Yaris Riyadi yang mengandalkan skill individu dan keahliannya memberikan umpan matang.

1. Hariono belum mampu masuk tim utama saat awal mula datang ke Persib

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono Hariono usai mencetak gol di laga lawan PSM, Minggu (22/12). persib.co.id

Awal bergabung bersama Persib, mantan pemain Deltras Sidoajro ini hanya jadi pemanis di bangku cadangan. Maklum, kala itu posisi gelandang bertahan diisi pemain gaek Suwitha Patha, yang notabene adalah kapten tim. Hal itu sudah sesuai dengan prediksi kebanyakan bobotoh sejak kedatangannya.

Tapi, tak butuh waktu lama baginya untuk dapat tempat utama di starting eleven Persib. Pada 30 Juli 2008 atau belum genap setengah musim, Hariono melakukan debut bersama Persib saat kompetisi Liga Indonesia kontra Persela di Stadion Siliwangi. Ia masuk di babak kedua menggantikan Suwita Patha.

Usai itu, Hariono perlahan menggeser posisi Wita, panggilan akrab Suwita Patha yang mengisi peran sebagai gelandang jangkar Maung Bandung.

"Ketika Hariono bergabung dengan Persib pada musim 2008, saya sudah menjadi pemain senior. Saat itu saya melihat ia punya potensi yang besar sebagai pemain jangkar.
Ia merupakan tipikal pemain yang berani bertarung dan siap main keras saat menghadang lawan yang akan masuk arena pertahanan Persib. Gaya bermainnya yang lugas membuat dia disegani lawan. Pantas jika sekarang ia disejajarkan dianggap legenda," kata Suwita kepada IDN Times.

2. Kualitas Hariono diakui oleh Jacksen F. Tiago

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono liga-indonesia.id

Hariono menjadi sosok tak tergantikan di Persib. Ia bisa memberikan warna baru bagi permainan Persib. Gelandang-gelandang lawan cukup keder jika berduel dengannya. Sebab, Hariono gusar kala melihat lawan mengusai bola di lini tengah.

Cara bermain dan mental baja yang ditunjukkan si pendiam bersama Persib itu membuat bobotoh langsung kepincut. Selain banyak memberikan kontribusi bagi tim, sikap berani Hariono di lapangan dinilai mampu memompa semangat bertanding rekan-rekannya dalam pertandingan.

Kemampuannya itu bahkan diakui oleh pelatih asal Brasil, Jacksen F. Tiago. Menurut dia, Hariono adalah pemain yang memiliki etos kerja yang baik dan gelandang pekerja keras di lapangan. Hal itu yang membuat pelatih asal Brasil itu yakin membawa Hariono masuk dalam skuat Timnas Indonesia.

"Dulu saya melatih Timnas Indonesia, saya panggil dia. Hariono, merupakan pemain berkarakter dengan tanggung jawab yang tinggi," ujar pelatih Persipura tersebut.

3. Hariono acap kali disamakan dengan Gattuso

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono IDN Times/Debbie Sutrisno

Lantaran gaya mainnya itu, Hariono dijuluki sebagai gelandang pengangkut air. Selain itu, ia juga sering disamakan dengan bintang AC Milan, Gennaro Gattuso karena memiliki ciri permainan yang mirip.

Beberapa orang masih memprediski, Hariono bakal terlempar dari skuat Persib pasca-Jaya Hartono mundur. Namun, nasib berkata lain. Hariono masih saja tak tergantikan di lini tengah Persib walau nakhodanya silih berganti, mulai dari Daniel Darko, Jovo Cuckovic, Drago Mamic, hingga Djadjang Nurdjaman.

4. Hariono cedera serius pada 2012

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono Pemain Persib, Hariono. IDN Times/Galih Persiana

Hariono tak selalu mulus melewati musim demi musim bersama Persib. Di bawah tekanan bobotoh yang merindukan gelar juara, ia juga tak terhindar dari kritikan sampai umpatan yang membuat mental pemain down. Tapi, hal itu ia balas dengan performa di atas lapangan.

Badai kelam pun sempat menghampiri. Pada musim 2012 Hariono
mengalami cedera serius. Tulang bahu sebelah kanannya patah saat berduel dengan legiun asing Persegres, Gustavo Chena saat Persib bertandang ke Stadion Petrokimia, Gresik. Hal memaksanya untuk naik meja operasi.

Si Gindrong pun harus rehat sejenak dari ingar-bingar sepak kompetisi tanah air. Ia harus menepi dua bulan untuk menjalani masa pemulihan. Sampai benar-benar kembali ke kondisi sediakala.

Kembali mendapatkan kesempatan untuk tampil kembali. Hariono tak menyia-nyiakannya. Kemampuannya tak berubah, ia tetap menunjukkan karakter pantang menyerahnya di setiap laga. Namun, hingga kompetisi 2013, usahanya membawa Persib jadi kampiun belum berbuah hasil.

5. Hariono setia bersama Persib selama 11 tahun

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono Instagram/gondronghariono

Pengabdian Hariono terbayarkan pada 2014 silam. Pemuda yang tak pernah bermimpi jadi legenda Persib itu mampu mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia setelah menjalani karier pada tahun keenamnya bersama Persib.

Namanya memang tak setenar Konate Makan atau Firman Utina, tapi kontribusi Hariono untuk bisa membawa Persib juara tak bisa terbantahkan begitu saja. Perannya menjadi pemotong serangan lawan di garis tengah membuat Persib tampil baik pada Liga Super Indonesia edisi tersebut.

Setahun berselang, Hariono kembali membuktikan diri layak disejajarkan dengan bintang Persib terdahulu. Ia kembali membawa Persib meraih prestasi tertinggi pada ajang Piala Presiden edisi perdana.

Loyalitasnya diuji saat kompetisi sempat terhenti. Persib memilih melepas pemain-pemain yang sempat memberikan prestasi tertinggi lantaran kompetisi yang tak jelas. Namun, pemain yang irit bicara itu tetap setia meski banyak klub merayunya untuk hijrah dengan berbagai iming-iming.

6. Hariono mulai kesulitan bersaing dengan pemain muda di Persib sejak dua tahun terakhir

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono Hariono mengakhiri masa baktinya bersama Persib, Minggu (22/12) lalu. Persib.co.id

Kesetiaannya itu terus berlanjut hingga 2018 ketika Hariono genap satu dekade menjadi bagian dari skuat Persib. Namun, sejak dua musim terakhir, Hariono memang sulit bersaing dengan pemain muda Persib lain. Maklum, usianya sudah tak muda lagi.

Rasa gamang memang sempat dirasakannya menjelang persiapan musim lalu. Tapi Hariono tetap tak bergeming dan memilih bertahan. "Mungkin rezeki saya bersama Persib. Saya belum tahu sampai kapan berada di Bandung," tutur Hariono tiga tahun silam.

Hingga akhir musim Liga 2019, ia bermain dalam 21 pertandingan 14 kali tampil sebagai starter, dengan catatan waktu bermain 1386 menit. Hal itu mengindikasikan bahwa posisinya mulai tergerus oleh para pemain muda Persib macam, Abdul Aziz dll.

7. Hariono ciptakan dua gol sepanjang kariernya

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono Hariono (IDN Times/Galih Persiana)

Sebagai gelandang bertahan, Hariono bertugas menghadang
serangan lawan di lini tengah dan memulai serangan Persib. Ia jarang merangsek hingga lini depan. Tak heran jika dia nyaris tak pernah cetak gol. Selama 11 tahun membela Persib, ia hanya mencetak dua gol. Itu pun satunya didapat bukan di ajang resmi.

Gol pertama Hariono sepanjang kariernya bersama Persib tercipta 30 November 2016 dari titik penalti saat Persib menundukkan Perseru Serui (sekarang Badak lampung) di
ajang kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 di di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Tapi yang paling tak bisa dilupakannya tentu gol bersejarah pemain kelahiran 2 Oktober 1985 itu pada laga penutup Liga 1 2019. Hariono berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai eksekutor tendangan penalti dan mengantarkan Persib melumat PSM Makassar.

Selebrasinya menyiratkan kesedihan. Hariono hanya terbujur kaku sembari dipeluk beberapa rekannya. Raut mukanya sedikit emosional menunjukkan rasa haru. Diamnya itu tetap memperlihatkan bahwa pembuktian tampil 100 persen untuk Persib tak berubah hingga akhir karier bersama Persib.

Jadi Legenda di Persib, Begini Jejak Karier Hariono IDN Times/Arief Rahmat

Baca Juga: Resmi Dilepas oleh Persib, Hariono Banjir Tawaran dari 5 Klub

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya