[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan Keluar

Jalan besar atau jalan tikus, lihat saja nanti

Bandung, IDN Times – PT. Djarum merupakan sebuah perusahaan rokok yang berdiri sejak 21 April 1951 di Kudus, Jawa Tengah. Ketika para karyawan Djarum memainkan bulu tangkis untuk bersenang-senang dan merawat kebugaran pada 1968, perusahaan mereka belum besar seperti saat ini.

Thomas Budi Santoso, General Manager Departemen Produksi PT. Djarum Kudus, pernah mengenang masa-masa bermain bulu tangkis bersama karyawan di salah satu brak milik Djarum Djarum di Jalan Lukmonohadi No. 35.

“Kalau pagi area atau lantai brak Bitingan Lama berisi banyak tampah. Para penggiling atau pelinting masih lesehan, belum pakai meja khusus seperti sekarang. Begitu selesai kerja, sorenya tampah-tampah itu dipinggirkan, karena lapangan bulu tangkis yang sudah digarisi di tengah akan dipakai latihan,” kata Thomas, dalam buku Setengah Abad PB Djarum, Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia (2019, hlm. 29).

Baca Juga: Moeldoko: PB Djarum Bukan Eksploitasi Anak, Melainkan Kemampuannya

1. Dari Liem Swie King

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan Keluarwww.tionghoa.info

Pada awalnya, rutinitas bermain bulu tangkis di brak milik Djarum itu hanya diperuntukkan bagi karyawan PT. Djarum. Namun, mereka bikin pengecualian buat Liem Swie King, bocah yang pada usia 15 tahun menyita perhatian pemilik pabrik rokok Djarum, Robert Budi Hartono.

King diperbolehkan berlatih dengan para karyawan Djarum, meski usianya baru 15 tahun. Kesempatan yang diberikan Budi Hartono ternyata dimanfaatkan betul oleh King. Pada 1973, ketika usianya 17 tahun, ia menjadi juara nasional sekaligus membuka pemikiran manajemen Djarum dan para karyawannya bahwa tim mereka bisa berkembang lebih jauh daripada yang mereka kira.

“Itu bikin kita puas. Selama ini kita juara antarklub saja sudah bagus. Dapat apresiasi dari klub-klub lain di Surabaya, Solo, Jakarta, Bandung, kita senang. Tapi ternyata hasil yang dicapai Djarum bisa lebih dari yang dibayangkan,” ujar Thomas.

Budi Hartono juga menyambut gembira prestasi yang ditorehkan King. Munculah keinginan dan visi untuk mengembangkan potensi olahraga bulu tangkis itu, agar dapat terus menghasilkan atlet berperstasi. Sejak ide itu muncul, maka para karyawan Djarum yang doyan bulu tangkis dinaungi sebuah klub bernama Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum.

Baca Juga: Polemik PB Djarum vs KPAI, Ini Jalan Tengah dari Kemenpora

2. Mengembangkan pola rekrutmen

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan Keluargoogle

Sejak saat itu, PB Djarum kemudian mulai mengembangkan pola rekrutmen atlet. Ia membuka pola rekrutmen lokal, namun respons masyarakat di luar dugaan. Para peserta audisi tidak hanya berasal dari Kudus saja, melainkan kota-kota lain di Indonesia.

Semakin bertambah tahun, bertambah pula keping emas hasil dari berbagai kejuaraan nasional dan internasional yang dilakoni atlet-atlet PB Djarum. Bertambahnya deret prestasi, meningkat pula peserta rekrutmen untuk menjadi keluarga PB Djarum tiap tahunnya.

Maka sejak 2006, Djarum Foundation mulai menggelar Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis. Mulanya, audisi hanya berlangsung di GOR Jati, Kudus. Semua anak-anak dari berbagai daerah, perlu mengeluarkan ongkos untuk bisa menjangkau kudus. Namun, kendala itu nyatanya tak menyulitkan para peserta, karena buktinya pernah dalam satu kesempatan jumlah peserta audisi mencapai seribu anak.

Kondisi itu membuat PB Djarum senang sekaligus perlu berpikir keras untuk memudahkan calon atletnya menjangkau tempat audisi. Maka, sejak 2015, PB Djarum menjemput bola dengan menggelar audisi di beberapa titik di Indonesia.

Tahun ini, audisi difokuskan untuk menyaring para penerus atlet bulu tangkis Indonesia dalam dua kategori usia, yakni U-11 putra dan putri; juga U-13 putra dan putri. Audisi digelar di lima kota, antara lain Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, dan Kudus.

Baca Juga: Polemik dengan PB Djarum, KPAI Bantah Terima Suntikan Dana Asing

3. Tentang semangat peserta

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan KeluarANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

April 2018. Sebuah Mini bus melaju sekitar 70 kilometer per jam menyusuri pesisir Selat Makassar. Dari Tanah Laut, Kabupaten paling selatan di Kalimantan Selatan, Asna Asnawati, mengabulkan permintaan kedua anaknya untuk mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Asna meminta kakaknya menyetir selama 13 jam menuju Balikpapan. Di kursi tengah duduk dua anaknya, Nadia Pritasari dan Rizqy Ramadhani yang masing-masing duduk di kelas 3 dan 4 sekolah dasar (SD).

Sebenarnya, Asna tak meminta kedua anaknya itu menjadi pebulu tangkis. Namun, Nadia dan Rizqy sendiri yang merengek meminta diantarkan menuju Audisi Djarum Beasiswa Balikpapan yang digelar 14-16 April 2018. “Kalau sudah merengek, orang tua bisa apa?” tutur Asna, kepada saya pada 10 April 2018.

Rengekan mengikuti Audisi Djarum Beasiswa sebenarnya sudah Asna rasakan sejak tahun lalu. Nadia, misalnya, ikut dan lolos Audisi Djarum Beasiswa kelas U-11 di Kota Banjarmasin pada 8-10 April 2017.

Kemudian ia kembali lolos tahap final yang digelar di Kudus, Jawa Tengah, pada September 2017. Sayangnya, ia gagal di proses karantina PB Djarum.

Sementara perjalanan kakaknya, Rizqy, tak semulus Nadia. Tahun 2017, ia gagal di audisi Banjarmasin namun berhasil mendapat super tiket ketika kembali mengikuti audisi Kudus pada 5-7 Desember 2018 untuk kelas U-13.

Namun, Rizqy tak berhasil lolos menuju karantina. Ia tergulung ketatnya persaingan pebulu tangkis muda dari berbagai daerah.

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan KeluarIDN Times/Muhammad Rahmat Arief

4. Tahap pertama dari tangga kesuksesan

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan Keluar

Setelah gagal menjadi atlet PB Djarum, Nadia dan Rizqy tak patah arang. Sambil menunggu Audisi Djarum Beasiswa 2018, keduanya kembali merengek untuk tinggal dan sekolah di Kudus.

Bagi Nadia dan Rizqy, Audisi Djarum merupakan tahap pertama untuk menggapai cita-cita menjadi juara dunia bulu tangkis. Untuk mencapainya, diperlukan banyak pengorbanan, mulai dari rutin berlatih fisik dan mental, hingga harus berkendara ratusan kilometer jauhnya.

Saat ini, asrama PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah, mendidik sekitar 100 pebulu tangkis. Sementara di asrama PB Djarum yang terletak di Jakarta, terdapat sekitar 80 pebulu tangkis didikan. Rasio usia mereka di antara 10-23 tahun.

Fung Permadi, Manajer Tim PB Djarum, bilang kalau selalu ada kisah tiap kali PB Djarum menggelar audisi umum di berbagai titik di Indonesia. Namun, kisah-kisah tersebut besar kemungkinan tak akan muncul kembali karena PB Djarum telah menghentikan audisinya setelah mendapat teguran keras dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Baca Juga: Audisi Bulutangkis akan Rehat, Polemik KPAI & Djarum Tetap Panas

5. Keputusan 4 September

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan Keluarkpai.go.id

Pada 4 September 2019, tim pelatih PB Djarum dan manajemennya berembuk sebelum memutuskan bahwa Audisi Djarum akan dihentikan. Sebelum mengumumkan itu, ternyata mereka terlebih dahulu bertemu dengan sejumlah perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, dan KPAI.

“Sebenarnya pertemuan ada dua kali, dan semuanya hadir. Dalam pertemuan, masing-masing pihak diminta menjabarkan alasan. Pihak saya menegaskan bahwa PB Djarum bukan produk tembakau, melainkan klub bulu tangkis. Kami adalah klub bulu tangkis yang sudah sekian lama berkiprah,” ujar Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, lewat hubungan telepon, Selasa (10/9).

Dalam kesempatan itu, KPAI menjabarkan pendapatnya dengan menegaskan bahwa dalam medium apa pun, nama Djarum tetaplah produk tembakau. “KPAI selalu mengarahnya ke produk tembakau. Selalu mengatakan Undang-Undang ini lah, Undang-Undang itu lah,” tuturnya.

Regulasi yang dipakai KPAI untuk mengkritisi Audisi Djarum adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Tak hanya itu, ada pula regulasi lain yang digunakan dalam menegur PB Djarum ialah Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Pasal 36. PP itu melarang beberapa hal dalam tiap aktivitas perusahaan rokok, di antaranya berbunyi “a. Tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau; b. tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau.”

“Pada intinya, dari KPAI statement-nya adalah (Audisi) Djarum tidak boleh ada lagi. Kalau begitu sudah tidak ada ruang lagi untuk diskusi. Sudah zero tolerance,” kata Yoppy. Dengan berbagai pertimbangan matang dan berat, maka PB Djarum memutuskan untuk menghentikan audisi mereka yang sudah berjalan dengan sistem yang baik sejak 2015.

Baca Juga: Enggan Disalahkan Audisi Djarum Terhenti, KPAI Beri Tujuh Rekomendasi

6. Pandangan Ridwan Kamil

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan KeluarDok.IDN Times/Istimewa

Penghentian Audisi Djarum bikin gaduh jagat media sosial Indonesia. Sejumlah pejabat negara, mulai dari Menpora Imam Nahrawi sampai Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Wiranto, angkat bicara soal polemik ini.

Bagaimana tidak, hilangnya sistem rekrutmen PB Djarum yang sudah dibangun sejak lama akan berdampak pada masa depan generasi penerus Indonesia. Jawa Barat, sebagai provinsi dengan masyarakat terbanyak di Indonesia dan dinilai memiliki segudang pebulu tangkis cilik berbakat, juga akan kena getahnya.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, teguran KPAI dapat dipahami karena bagaimana pun, jenama rokok tidak layak membayangi aktivitas anak Indonesia. Namun, ia pun berpendapat bahwa penghentian dari sistem rekrutmen PB Djarum yang dinilai jempolan malah akan berakibat pada kemunduran olahraga bulu tangkis Indonesia.

“Penghentian ini tidak menyelesaikan masalah. Yang akan menjadi korban ialah masa depan bulu tangkis kita, karena sistem (rekrutmen atlet) yang baik ini tiba-tiba terpaksa dihentikan,” ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Maka itu, bagi Emil, solusinya adalah kebijaksanaan PB Djarum untuk mengubah nama klub agar tak lagi dibayangi jenama rokok. “Pemiliknya boleh grup Djarum, tapi namanya menjadi blibli.com, atau yang lainnya. Sekarang mereka ini (Djarum) kan konglomerasi, merambah ke semua jenis. Pilihlah anak perusahaan yang mungkin lebih bisa diterima,” katanya.

Kecuali, lanjut dia, bila nama Djarum dalam klub bulu tangkis tersebut mengandung nilai presitse yang berat untuk ditanggalkan. “Kalau sudah ada pride dengan nama Djarum, itu baru susah (didiskusikan kembali),” ujar dia.

Baca Juga: Eks Komisioner KPAI: Tak Ada Eksploitasi Anak pada Audisi PB Djarum

7. Djarum selalu punya jalan keluar

[Grafis] Audisi Umum Disetop, PB Djarum Pastikan Jalan Keluartwitter.com/PBDjarum

Tidak mungkin rasanya, perusahaan sebesar PT. Djarum dan klub tepok bulu sebesar PB Djarum tak mengalami kendala dalam perkembangannya. Keduanya unggul di bidang masing-masing, bisnis dan olahraga, justru karena telah melalui berbagai problema dengan solusinya masing-masing.

Hal itu yang dikatakan Yoppy. Baginya, kekhawatiran PB Djarum tak lagi dapat mengorbitkan pebulu tangkis berprestasi tak boleh berlarut-larut, karena mencari solusi dan jalan keluar merupakan salah satu keunggulan manajemen PB Djarum.

“Kami selalu punya solusi. Selalu punya jalan keluar. Kami mentok di jalan buntu, pasti cari jalan lain. Apakah itu jalan besar, lebar, dan lapang, atau jalan tikus, ya, kita lihat nanti praktiknya,” tutur Yoppy.

Namun, ia tetap memastikan bahwa jalan keluar itu bukanlah audisi umum. “Sekarang karena audisi umumnya, yang bisa dibilang sebagai jalan tol (jalan pintas mendapatkan generasi atlet), sudah di-verboden. Kita harus pakai jalan tradisional,” katanya.

Sementara itu, terkait pergantian nama seperti yang diusulkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan pejabat pemerintah lainnya, tampaknya bukan menjadi jalan keluar yang tepat di mata Yoppy. “Kita tidak bicara blibli.com dulu. Jangan berandai-andai dan jangan mendikte orang untuk suruh ganti nama.”

Topik:

  • Galih Persiana
  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya