Asaba Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Basket Veteran Asean 2025
- Asaba Jakarta menjadi tuan rumah Kejuaraan Asean Veteran Basketball Turnamen 2025 di Aim High Stadium, Serpong, Banten
- Event ini menjadi ajang reuni legenda pebasket Asean dan Asaba berharap meraih prestasi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya
- Asaba sendiri merupakan cikal bakal Aspac Jakarta dan terus konsisten membina para bibit pemain muda serta tim Veteran 40 hingga 70 tahun
Bandung, IDN Times - Klub basket legendaris Asaba Jakarta akan menjadi tuan rumah diajang kejuaraan Asean Veteran Basketball Turnamen yang akan digelar pada tanggal 16-20 September 2025 di Aim High Stadium, Serpong, Banten.
Kejuaraan basket putra Veteran yang tahun ini memasuki edisi ke-34 tersebut, sampai saat ini dikabarkan akan diikuti oleh tujuh negara Asean yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar.
Ketua umum Asaba Basketball sekaligus ketua penyelenggara Hengardy Tan mengatakan, turnamen veteran nanti akan mempertandingkan kelompok umur 40, 50, 60, 70 tahun.
Hengardy, yang juga eks pemain Asaba pada kompetisi Kobatama era pertengahan tahun 1980-an sampai awal 1990-an itu menjelaskan, turnamen kali ini sangat istimewa bertepatan dengan perayaan 50 Anniversary klub Asaba yang berdiri pada tahun 1975.
"Tema turnamen pada tahun ini adalah ;legacy’, artinya klub Asaba secara khusus ingin memberikan satu warisan kepada pebasket generasi muda lewat aksi para mantan pemain bintang di masa mereka dulu,” kata Hengardy, dalam siaran pers yang diterima IDN Times.
1. Jadi event reuni legenda pebasket Asean
Event ini, lanjut Hengardy, juga menjadi salah satu ajang reuni para legenda pebasket di Asean. Beberapa mantan pemain nasional dari era kompetisi Kobatama, NBL dan IBL yang akan bermain memperkuat tim Asaba antara lain Agustinus ‘Aguy’ Dapas Sigar, I Made ‘Lolik’ Sudiadnyana, Hardono Putra Prayogo, Rommy Chandra, Johny Herry, Tatang Kustanto, Njoo Lie Wen, hingga Jugianto Kuntardjo.
“Untuk penamaan piala turnamen nanti kami memberikan apresiasi kepada figur tokoh basket yang selama ini kita nilai memberikan dampak yang baik kepada bola basket di Tanah Air. Kelompok Umur (KU) 40 tahun akan memperebutkan piala Boedyharto Angsono, kategori 50 Abdullah Gobel, kategori 60 Ali Sutanto, dan piala Sonny Hendrawan kategori 70 tahun," ujar Hengardy.
Dalam penyelenggaran kejuaraan basket Veteran Asean yang setiap tahunnya rutin digelar, Asaba kerap mengharumkan Indonesia. Seperti pada penyelenggaran turnamen Asean ke 33 tahun lalu di Miri, Sarawak Malaysia, Asaba berhasil membawa pulang medali emas di kategori KU 50, 60 dan menjadi runner up pada KU 40.
2. Ingin menjadi tuan rumah yang sukses dan juarai turnamen
Bertepatan dengan adanya turnamen basket Veteran Asean nanti, Hengardy menuturkan, momentum ini sekaligus menyambut perayaan 50 Anniversary klub Asaba Jakarta yang berdiri pada tahun 1975.
Selain berharap menjadi tuan rumah yang sukses, mereka juga berharap kembali meraih prestasi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
"Kami mohon doa dan dukungannya, serta support langsung dari pecinta basket Tanah Air untuk datang langsung ke Aim High Stadium pada pertengahan September nanti. Asaba tentunya tidak asing di perbasketan Indonesia, sebab tidak banyak klub basket di Indonesia yang eksis membina hingga memasuki usia yang 50 tahun,” kata dia.
3. Sekilas sepak terjang Asaba di panggung basket tanah air
Asaba sendiri merupakan cikal bakal Aspac Jakarta. Bermula pada1975 beberapa pengusaha antara lain almarhum Boedyharto Angsono (pendiri), Haston, Marjuki dan beberapa sahabatnya kerap bermain basket bersama.
Kemudian pada 1986 mereka semakin serius dengan mengikuti turnamen Nike Cup yang dimanajeri oleh Irawan Haryono (Kim Hong). Selanjutnya pada 1985, Asaba mengikuti kompetisi basket yang lebih tinggi lagi yakni Kobatama.
Untuk mengikuti Kobatama, tim manajer yang sama, Irawan Haryono kemudian mengumpulkan beberapa pemain asal Medan yakni William Cheng, Iwan Harun, Wijaya dan beberapa pemain muda lainnya seperti Jugianto Kuntardjo, Johny Herry , Tatang, Njoo Lie Wen, hingga Njoo Lie Fan.
“Pada era Kobatama saat itu Asaba pernah sampai final melawan Halim Kediri, Pelita Jaya, bahkan sempat juga menjadi juara pertama. Setelah era tahun 1990 Asaba berganti nama menjadi Aspac dan mulai mengarungi periode masa kejayaan mereka," ujar Hengardy Tan.
Saat ini Asaba Jakarta masih terus konsisten membina untuk mencetak para bibit pemain muda dari kelompok umur 8 s/d 18, Divisi dan juga tim Veteran 40 hingga 70 tahun.
