ilustrasi pria yang merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Faktor emosional juga memiliki dampak besar terhadap berat badan. Saat stres meningkat, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat memicu penumpukan lemak, terutama di area perut.
Selain itu, stres sering kali mendorong seseorang melakukan emotional eating, yaitu kebiasaan makan bukan karena lapar fisik, melainkan untuk menenangkan diri.
Jika dibiarkan, stres kronis dapat menggagalkan seluruh usaha olahraga. Mengelola stres melalui meditasi, aktivitas hobi, atau sekadar berjalan santai bisa membantu menyeimbangkan kondisi mental dan fisik. Ketika pikiran lebih tenang, tubuh pun akan lebih responsif terhadap latihan dan proses metabolisme berjalan lebih efisien.
Olahraga memang bagian penting dalam menurunkan berat badan, tetapi bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Pola makan, kualitas tidur, variasi latihan, dan kondisi emosional semuanya saling berkaitan dalam membentuk hasil akhir. Dengan memahami dan memperbaiki aspek-aspek diatas, perjalanan menuju berat badan ideal bisa berjalan lebih efektif tanpa harus merasa tersiksa.
Sumber:
https://www.nytimes.com/2018/04/11/well/move/why-exercise-alone-may-not-be-the-key-to-weight-loss.html
https://www.medicalnewstoday.com/articles/320174
https://vitalityweightlossinstitute.com/weight-loss/why-exercise-alone-isnt-enough-for-weight-loss-the-diet-and-fitness-balance/
https://www.sleepfoundation.org/physical-health/weight-loss-and-sleep