Bandung, IDN Times - Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan oleh pemberitaan mengenai jutaan data pengguna Tokopedia dan Bukalapak yang bocor dan berhasil diambil oleh peretas (hacker). Data ini pun sinyalir diperjualbelikan di dunia maya oleh sejumlah oknum.
Salah satu Dosen Institut Teknologi Bandung Ir. Budi Rahardjo, M.Sc., Ph.D., menuturkan modernisasi telah membuat masyarakat semakin bergantung dengan internet. Setiap harinya, terdapat miliaran orang yang menggunakan internet, mulai dari yang sekedar mencari informasi hingga berbelanja kebutuhan.
Kemudian muncul banyak isu kebocoran data dan masalah privasi yang dilanggar oleh sejumlah layanan berbasis internet. Budi menganalogikan, jika kita pergi ke luar rumah, kita harus mengunci pintu. Hal yang sama berlaku jika kita sedang “berselancar” di internet, kita perlu memberikan perlindungan yang cukup untuk keamanan kita, yakni pemberian kata kunci (password).
Password yang diatur sebaiknya bukan huruf atau angka yang mudah ditebak. Untuk membuat barrier bagi para hacker, sebaiknya password yang dibuat berbeda-beda untuk tiap aplikasi.
"Kata yang dipilih juga sebaiknya tidak berhubungan secara langsung dengan diri kita, seperti tanggal lahir atau alamat. Dianjurkan pula untuk memiliki sedikitnya 8 karakter, karena 6 karakter sudah sangat mudah ditembus," ujar Budi melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (13/5).