Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tangkapan layar foxscandystudio.com (IDN Times/Galih Persiana)

Bandung, IDN Times – Mari beranda-andai bahwa kita sedang berada di sebuah kota bersalju. Memasuki sebuah area dengan deretan rumah ala Eropa Timur berwarna permen, menelusuri jalannya, dan menemukan berbagai macam hiburan di tiap sudut kota. Tidak hanya galeri seni, ada pula zona foto, zona game, hingga pertokoan yang menjual permen dan pernak-pernik.

Orang-orang dengan jaket bulu angsa tebal berseliweran di antara sebuah pohon natal raksasa yang dibangun dari tumpukan permen. Tak lupa, hari itu adalah saat di mana salju menyelimuti kota—pengalaman jalan-jalan yang tak akan mudah dilupakan oleh masyarakat tropis seperti Indonesia.

Bayangan itu tidak sepenuhnya imajinasi, terutama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang belum pernah melihat salju secara langsung sebelumnya. Bayangan itu separuhnya nyata, karena kita benar-benar bisa menikmati keseruan jelang momentum spesial Hari Raya Natal dan tahun baru semacam itu lewat gadget di rumah masing-masing.

Lanskap tersebut merupakan gambaran daripada website yang dibangun permen FOX’S dengan tema Sparkling City: The First Ever Virtual Winter City in Indonesia.

1. Wawasan baru buat masyarakat Indonesia

Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Apa yang dihadirkan oleh permen FOX’S lewat website foxscandystudio.com itu adalah hal anyar buat panggung digital Indonesia. Gebrakan itu menambah antrean wawasan baru bagi masyarakat yang dihadapkan dengan banyak perubahan dalam dunia digital selama hidup di tengah virus corona (COVID-19) yang meradang.

Sementara bagi industri, menghadirkan layanan digital yang ramah dan menyenangkan adalah tantangan yang mesti dijawab.

Upaya permen FOX’S untuk setia menemani momentum spesial Hari Raya Natal dan tahun baru 2021 lewat website-nya ini, sesuai dengan hasil penelitian daripada Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa Mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD). Konferensi itu mencatat bahwa lebih dari 50 persen masyarakat dunia mulai terbiasa mengakses layanan digital dalam melakukan aktivitas belanja. Bahkan, tak hanya belanja, angka yang sama juga menunjukkan peralihan kebiasaan masyarakat dalam menikmati hiburan.  

“Pandemi COVID-19 telah mempercepat pergeseran menuju dunia yang lebih digital. Perubahan yang kita lakukan sekarang akan memiliki efek yang langgeng seiring dengan pemulihan ekonomi dunia,” kata Sekretaris Jenderal UNCTAD, Mukhisa Kituyi, dalam siaran pers di halaman resminya.

2. Memberi keseruan dalam berbelanja online

Editorial Team

Tonton lebih seru di