Bandung, IDN Times – Perusahaan jaringan sosial raksasa, Facebook, bikin heboh masyarakat dunia pada 2021. Bagaimana tidak, mereka mengganti nama menjadi “Meta” seiring dengan komitmen pemiliknya, Mark Zuckenberg, yang bilang jika perusahaannya akan berkonsentrasi untuk mengembangkan metaverse.
Metaverse merupakan sebuah teknologi yang mengandalkan kemampuan Augmented Reality (AR), di mana membuka lebar potensi bahwa setiap manusia dapat terhubungan dengan manusia lainnya secara virtual.
Sederhananya, metaverse kerap diartikan sebagai simulasi dunia nyata dalam kehidupan manusia, yang diimplementasikan di dunia maya atau internet.
Pengumuman oleh Zuckenberg terhadap perusahaannya mengundang berbagai respons, mulai dari mereka yang mendukung langkahnya hingga yang mengkritik.
Seorang whistleblower bernama Frances Haugen mengkritik langkah tersebut, seraya mengatakan bahwa fokus Facebook pada Meta Platform malah akan menimbulkan kerugian.
“Mereka belum benar-benar mempelajari pelajaran yang tepat,” kata mantan Manajer Produk Facebook ini, pada Vox’s Media Code Conference. Bagi Haugen, apa yang dilakukan Zuckenberg lewat Meta Platforms akan membahayakan kepentingan publik.
Di Indonesia sendiri, metaverse tak mengalami perkembangan yang signifikan seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Bagaimana sebenarnya perkembangan metaverse di Indonesia?