Bandung, IDN Times - Serangan siber, khususnya ransomware, terus berevolusi dengan teknik yang semakin kompleks. Indonesia pun masih menjadi salah satu target utama di Asia Tenggara. Di tengah percepatan transformasi digital, kehilangan akses data, baik akibat serangan siber maupun kesalahan internal, bisa menjadi ancaman serius bagi kelangsungan bisnis.
Dalam wawancara di sela IndoSec Summit 2025, Clara Hsu, Indonesia Country Manager Synology Inc., mengingatkan bahwa strategi perlindungan data perusahaan perlu naik kelas. Backup saja, menurutnya, tidak lagi cukup jika proses pemulihan tidak dapat dipastikan berjalan optimal.
“Transformasi digital di Indonesia berkembang sangat pesat, namun ketahanan data juga harus berjalan seiring. Backup saja tidak lagi cukup jika proses pemulihan data tidak bisa dijamin,” ujar Clara.
Berikut tiga red flag utama yang perlu menjadi perhatian perusahaan Indonesia menjelang 2026.
