Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi laut berwarna hijau. Pexels.com/stivenrivera

Sektor perikanan Jawa Barat menyimpan potensi luar biasa yang dapat menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan garis pantai yang panjang serta lautan yang kaya akan keanekaragaman hayati, perikanan telah menjadi mata pencaharian penting bagi masyarakat di pesisir dan memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi lokal. Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan, produksi perikanan di Jawa Barat pada tahun 2023 hampir mencapai 1,6 juta ton, dengan kontribusi utama dari perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

Namun, tantangan untuk memaksimalkan potensi ini tetap ada. Salah satu kendala terbesar adalah kurangnya hilirisasi. Saat ini, sebagian besar ikan yang diproduksi di Jawa Barat dijual dalam bentuk mentah. Hal ini membatasi nilai ekonomi yang dihasilkan dari sektor ini dan sering kali membuat nelayan terjebak dalam siklus pendapatan yang rendah. Ketika harga ikan anjlok, nelayan sering kali tidak memiliki opsi selain menjual dengan harga murah, karena minimnya akses fasilitas penyimpanan dingin (cold storage) atau teknologi pengolahan yang mampu memperpanjang daya tahan produk mereka.

Isu lainnya adalah distribusi produk yang masih terbatas pada pasar lokal. Padahal, dengan inovasi dan pengembangan industri pengolahan ikan, seperti produk olahan ikan siap saji atau makanan kaleng, produk perikanan Jawa Barat bisa menembus pasar nasional maupun internasional. Upaya ini tentu akan meningkatkan nilai jual produk perikanan dan membuka peluang kerja baru di sektor pengolahan.

Melihat potensi besar ini, pemerintah daerah telah mulai mendorong kebijakan hilirisasi yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah. Hal ini bisa dilihat dari upaya mengintegrasikan investasi di bidang infrastruktur, seperti pembukaan pusat-pusat pengolahan ikan dan cold storage di area pesisir, terutama di wilayah selatan Jawa Barat yang masih belum banyak tergarap. Selain itu, ada dorongan kuat untuk menumbuhkan industri perikanan berkelanjutan dengan pendekatan ekonomi hijau. Melalui model ini, pemerintah daerah tidak hanya fokus pada keuntungan ekonomi jangka pendek tetapi juga berusaha menjaga kelestarian ekosistem laut yang menjadi tumpuan sektor perikanan.

Di sisi lain, masyarakat pesisir juga membutuhkan pelatihan dan pendampingan dalam memanfaatkan teknologi pengolahan ikan agar dapat menghasilkan produk bernilai tambah. Penguatan peran koperasi perikanan juga penting agar nelayan dapat memaksimalkan hasil tangkapan mereka dan memiliki akses ke pasar yang lebih luas.

Pendekatan ini sesuai dengan semangat Keynesian, di mana pemerintah berperan aktif dalam menciptakan infrastruktur yang dibutuhkan, mengatasi kegagalan pasar, dan memberikan dukungan bagi para pelaku usaha lokal. Pemerintah Jawa Barat, dengan dukungan dari pusat, diharapkan dapat terus mengarahkan investasi ke sektor perikanan agar potensi yang ada dapat benar-benar dioptimalkan. Jika ini berhasil, sektor perikanan bukan hanya akan menjadi penyumbang besar bagi ekonomi Jawa Barat tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

Dengan strategi ini, diharapkan perikanan Jawa Barat tidak lagi bergantung hanya pada produksi mentah, melainkan bergerak ke arah industrialisasi yang memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan, sehingga dampak ekonominya bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat Jawa Barat. (Muchamad Indra Purnama, 1/11/2024)

Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Editorial Team