Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau adanya anomali Suhu Muka Laut (SST) di wilayah pengamatan Nino 3,4 yang menunjukan nilai untuk memenuhi prasyarat terjadinya La Nina dan sudah berlangsung selama dua dasarian terakhir.
Indeks ENSO pada pertengahan dasarian II November tercatat sebesar -1,02, yang berarti La Nina dalam kondisi lemah. BMKG dan sebagian besar pusat layanan iklim internasional lainnya memprediksikan kondisi La Nina lemah ke netral akan berlangsung hingga Mei 2022.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, dampak La Nina akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Maret 2022. Hal yang ditimbulkan oleh La Nina pada wilayah Jawa Barat pada umumnya mengubah pola curah hujan secara volume dan temporal.
Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20 persen hingga 70 persen.
Berdasarkan analisis data sinoptik dan hilal yang dilakukan oleh BMKG, pesisir utara Pulau Jawa berpotensi mengalami banjir rob yang berlaku mulai 2 Desember hingga 9 Desember 2021.
"Hal ini disebabkan oleh fase bulan baru dan adanya gangguan siklonik di Barat Daya Selat Sunda. Adapun wilayah yang berpotensi terkena banjir rob adalah pesisir di sekitar Selat Sunda berbatasan dengan Laut Jawa, hingga sebelah timur perairan Jakarta," ujar Teguh melalui siaran pers dikutip, Rabu (8/12/2021).