ilustrasi pakai masker (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ia juga menjelaskan, bahwa batuan penyusun Gunung Raung adalah batuan basal yang memiliki kandungan SiO2 rendah. Maka dari itu, lava Gunung Raung akan encer. Namun, karena adanya reaksi dengan batuan yang lebih tua berupa karbonat atau batugamping, yang akan mengentalkan lava serta membuat material tersebut berpotensi dikeluarkan secara eksplosif.
"Apabila demikian dan letusan eksplosif terjadi, serta jika abu vulkanik telah muncul, masyarakat disarankan memakai masker yang sedikit dibasahi air guna menyaring abu tersebut agar tidak masuk serta menempel pada saluran pernapasan,” jelasnya.
Saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan pemantauan secara terus menerus pada gunung berapi di Indonesia yang bernama MAGMA Indonesia. Hasil pantauan tersebut dapat diakses oleh masyarakat secara langsung melalui laman Magma Indonesia dan sangat bermanfaat terutama masyarakat yang tinggal dekat dengan gunung berapi.
“Saya berharap masyarakat tak hanya jadi penonton, namun juga belajar dari data sejarah dan memiliki wawasan kebencanaan dan awareness yang tinggi. Selain itu, masyarakat dapat memahami apa yang harus dilakukan apabila gunung menunjukkan aktivitas yang berbahaya,” tandasnya.
Dikutip dari Magma Indonesia, G. Raung merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di Jawa Timur, dengan ketinggian puncak mencapai 3.332 meter di atas permukaan laut. Gunung api ini merupakan gunung api strato berkaldera, dengan kawah utama Kaldera Raung. Kaldera Raung berbentuk ellips dengan ukuran 1750 x 2250 m, dalamnya 400-550 m dari pematang gunung. Posisi Gunung Raung secara administratif termasuk dalam tiga wilayah Kabupaten, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.