Bandung, IDN Times - Generasi muda, yakni millennial dan gen z, merupakan generasi dengan kebiasaan yang khas dan unik. Mereka lahir dan dibesarkan dalam periode di mana teknologi internet dan media sosial sudah menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Maka, mereka pun tumbuh menjadi generasi yang memiliki gaya hidup serbadigital, termasuk dalam kebiasaan berbelanja dan melakukan pembayaran.
Hal ini juga tercermin dalam studi Visa. Ketika dunia menjadi semakin digital, generasi muda berada di garis depan menuju cashless society. Kenyamanan, kecepatan, dan keamanan menjadi faktor-faktor terbesar yang mendorong adopsi pembayaran digital.
Di era smartphone dan internet, kecepatan dan kemudahan pembayaran digital memiliki daya tarik yang lebih besar, baik itu melalui dompet digital, QR, hingga kartu kredit contactless. Faktor-faktor ini juga menyebabkan penurunan penggunaan uang tunai pascapandemi, sementara pembayaran digital meningkat pesat.
Consumer Payment Attitudes Study 2022 dari Visa menemukan bahwa dua dari tiga (67 persen) masyarakat Indonesia bersiap-siap untuk meninggalkan uang tunai. Dari mereka yang telah mencoba menggunakan pembayaran non-tunai, gen z (78 persen), gen y (74 persen), dan kalangan affluent (73 persen) menjadi yang terdepan.
Mereka yang sudah mencoba go cashless rata-rata berhasil melakukannya beberapa hari. Sementara yang belum mencoba, kebanyakan percaya diri mereka bisa bertahan selama 24 jam hingga 3 hari ke depan tanpa uang tunai.