(Tangkapan Layar) IDN Times/Azzis Zulkhairil
Dari 25 orang yang masuk dalam penerima bantuan tersebut ada yang profesinya sama-sama PNS. Sepengetahuannya, rekan sesama ASN lainnya juga melakukan aksi serupa, yakni tidak menerima bantuan tersebut.
"Ada dosen PNS dan PNS pemerintah daerah juga ada. Kalau lainnya saya tidak tahu. Kalau melihat reaksi yang ada, mereka melakukan reaksi yang sama tidak mengambil," jelasnya.
Lebih lanjut, Agung mengatakan, dari kejadian tersebut semoga pemerintah pusat daerah dan tingkat RT/RW bisa lebih menyusun data dengan lengkap dan tidak terjadi salah sasaran seperti yang dialaminya.
"Saya berharap ini menjadi proses pembelajaran untuk pemerintah. Dalam hal ini pemerintah tidak terlalu terburu-buru dalam membagikan bantuan terkait dengan COVID-19 sebelum data valid."
"Pendataan harus terjun ke lapangan langsung, melihat fakta rumah tangga yang terdampak langsung akibat COVID-19," kata dia.