IDN Times/Debbie Sutrisno
Sementara itu, Ketua Riset Bandung Bee Sanctuary Dwi Purnomo menuturkan, Bandung Bee Sanctuary (BBS) memiliki potensi yang cukup besar dalam hal peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini disebabkan karena dalam pembudidayaan lebah madu produsen mampu menghasilkan berbagai jenis produk yang punya nilai jual tinggi, seperti madu, royal jelly, propolis, cuka madu, dan banyak lagi.
Terlebih lagi produk-produk yang dihasilkan lebah juga memiliki kandungan yang sangat menyehatkan dan bisa menjadi obat mujarab sehingga permintaan pasar pun akan terus ada mengingat banyak yang membutuhkannya untuk alasan kesehatan.
Pembudidayaannya pun juga relatif mudah karena lebah-lebah tersebut mampu mencari makanan dengan sendirinya sehingga modal yang harus dikeluarkan para produsen budidaya lebah pun relatif kecil. "Berbagai keuntungan yang didapat ini tentunya bisa menjadi suatu peluang usaha yang sangat menjanjikan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat," ujar Dwi.
Dia menyebut, BBS merupakan inisiasi dari Unpad dan berkolaborasi dengan The Local Enablers, sebuah ekosistem kewirausahaan sosial berbasis teknologi yang mengedepankan aspek lokalitas menjadi kekuatan ekonomi masyarakat.
Lahan seluas 7 hektare ini pada awalnya merupakan lahan kritis yang terletak di belakang BPIP Pusat Psikologi Unpad yang sudah lama terbengkalai. Dengan semangat kolaborasi dan perwujudan dampak sosial yang berkelanjutan, lahan kritis tersebut diaktivasi kembali untuk menjadi lahan yang produktif dan bermanfaat.
Proses pengaktivasian lahan kritis ini tidak hanya dilakukan oleh Unpad ataupun pemangku kebijakan terkait, melainkan juga turut melibatkan masyarakat secara langsung dengan harapan masyarakat setempat memiliki rasa kepemilikan yang tinggi sehingga turut berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan
BSS.
"BSS nantinya juga akan diproyeksikan menjadi pusat edukasi lebah, pusat pemberdayaan masyarakat berbasis lebah, dan pusat edukasi masyarakat terkait pelestarian lingkungan," pungkas Dwi.