UKM Indonesia Diminta Contoh Jepang hingga China

Bandung, IDN Times – Pemerintah terus berupaya menstimulus lahir dan besarnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) demi meningkatkan ekonomi masyarakat, yang berbuntut pada semakin baiknya nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman menekankan jika membangun UKM harus ditangani oleh orang yang tepat.
Hanung menekankan jika pembangunan UKM memerlukan desain yang tepat, termasuk pelatihan yang efektif. Itu pula yang ia pelajari dari sederet negara, termasuk Amerika Serikat.
"Belajar dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, pelatihan atau peningkatan SDM harus dilakukan ahlinya, bukan pekerja sambilan," kata Hanung, saat dalam rilis pers yang diterima IDN Times, Jumat (17/12/2021).
Pemateri dari tiap kegiatan bertema UKM harus dilakukan oleh beberapa ahli, di antaranya ialah pelaku usaha langsung atau praktisi, atau pihak-pihak lain yang terlibat di dalamnya seperti lawyer, ahli marketing dari perusahaan, dan sebagainya.
1. KemenKopUKM bikin acara, libatkan 9.464 partisipan
Hanung bercerita, KemenKopUKM tahun ini berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor, Sippo, Prasetya Mulya (Manajemen Bisnis UKM), Yayasan Dana Bhakti Astra (YDBA) Universitas Padjajaran (UKM bidang perternakan), IPB (UKM Perikanan dan Pertanian), Telkomsel, yayasan Dharma Bhakti Astra, Indo-Eximpro, Lapenkop, Sekolah Ekspor, Star Training & Consultant, hingga LSP Dekopin.
Kegiatan itu dilakukan secara daring, melalui rangkaian webinar yang diikuti oleh 9.464 partisipan. Menurutnya, para pelaku UKM sangat antusias dengan pelatihan itu. Dari total 9.464 partisipan, 7.085 peserta masuk dalam webinar peningkatan kapasitas usaha, dan 2.379 peserta pelatihan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
"Salah satu indikator kinerja kami adalah peningkatan kompetensi SDM UKM," kata Hanung.