Bandung, IDN Times — Tenggat waktu komitmen telur bebas sangkar pada 2025 kian dekat, sementara sektor pangan Asia masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkannya. Keterlibatan perusahaan memang menunjukkan peningkatan, tetapi laju kemajuan dinilai belum cukup untuk menjawab tuntutan kesejahteraan hewan dan keberlanjutan rantai pasok global.
Laporan Asia Cage-Free Tracker 2025 mencatat bahwa sejumlah perusahaan telah mulai membuka data kemajuan mereka. Namun, kesenjangan transparansi masih lebar, terutama di negara-negara yang memegang peran kunci dalam ekonomi telur Asia.
Kondisi ini menjadi perhatian karena Asia merupakan produsen mayoritas telur komersial dunia. Ketertinggalan di kawasan ini berpotensi memengaruhi pasokan global bahan baku telur bebas sangkar, termasuk untuk industri pangan internasional.
Sinergia Animal menilai tahun 2025 sebagai fase krusial yang akan menentukan apakah perusahaan benar-benar menepati komitmen yang telah dijanjikan bertahun-tahun lalu atau justru tertinggal dari ekspektasi publik.
