Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Proses pencarian dan penyelamatan oleh tim tanggap darurat PT Berau Coal bersama tim gabungan di Cianjur Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Foto Berau Coal

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Cianjur mencatat jumlah korban meninggal dunia berdasarkan data yang sudah terkumpul dan dilengkapi dari 13 kecamatan yang terdampak gempa, kembali bertambah menjadi 602 orang berdasarkan nama dan alamat.

Bupati Cianjur Herman Suherman memastikan data ini valid. Pemerintah daerah tidak asal mengeluarkan data korban meninggal tapi berdasarkan nama dan alamat sesuai pendataan ulang yang telah dilakukan karena banyak korban meninggal tidak terdata karena berbagai alasan.

"Saya bawa data lengkap dari 13 kecamatan yang warganya meninggal dunia menjadi 602 orang, sesuai nama dan alamat. Data tersebut setelah saya minta pihak desa melalui RT/RW untuk melakukan pendataan ulang sesuai nama dan alamat korban," katanya dikutip dari ANTARA, Kamis (15/12/2022).

1. Sudah koordinasi dengan BNPB terkait data ini

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Nusantara melakukan doa bersama untuk Cianjur di Titik Nol KM, Yogyakarta, Rabu (23/11/2022). Doa bersama yang diikuti oleh sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia tersebut menjadi wujud kepedulian dan bentuk empati Mahasiswa Nusantara atas peristiwa gempa bumi di Kabupaten Cianjur pada Senin, 21 November 2022 (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Herman menyebutkan korban meninggal akibat gempa paling banyak muncul di Kecamatan Cugenang yaknisebanyak 397 orang, dan paling sedikit di Kecamatan Mande, Haurwangi, Sukaresmi, serta Cikalongkulon yang masing-masingnya hanya satu orang orang meninggal akibat gempa.

Pemkab Cianjur membantah jika korban meninggal tidak berdasar karena sesuai dengan laporan dari masing-masing desa lengkap dengan surat kematian yang sudah diurus ahli waris. Sebagian besar korban meninggal saat gempa terjadi akibat tertimpa bangunan rumah yang ambruk dan meninggal dalam perawatan.

"Pemkab sudah berkoordinasi dengan BNPB terkait penambahan data tersebut, sehingga adanya perbedaan data terakhir tidak perlu lagi diperdebatkan. Data korban meninggal juga sudah dilaporkan ke Kementerian Sosial agar keluarga yang ditinggalkan mendapat dana kerohiman," katanya.

2. Pemberian uang kerohiman dilakukan bertahap

Editorial Team

Tonton lebih seru di