Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Dalam dua hari terakhir, gerombolan monyet ekor panjang turun ke permukiman warga di Kota Bandung. Kelompok monyet itu terlihat di tiga permukiman dan terakhir muncul di sekitar Jalan Supratman pada Jumat (1/3/2024). Mereka berpindah-pindah dari genting, kabel, hingga memasuki area luar rumah warga.

Ketua Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) Ganjar Cahyadi mengatakan, ada tiga kemungkinan penyebab monyet ekor panjang berkeliaran atau turun ke permukiman warga.

”Pertama, kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya,” kata Ganjar dalam keterangannya dikutip, Jumat (1/3/2024).

Jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan tersebut biasanya relatif cepat. Hal ini karena primata tersebut memiliki insting yang lebih kuat.

”Biasanya bencana tidak akan terlalu lama (dari kepergian mereka dari habitatnya). Namun, jika tidak ada kejadian bencana, penyebabnya mungkin hal ini,” ucap dia.

1. Kawasan perkotaan dianggap kosong dan kelompok monyet lainnya

ilustrasi monyet bercermin (pexels.com/Andre Mouton)

Kemudian, kemungkinan lain di mana para hewan tersebut mencari makan ke tempat lain karena di tempat sebelumnya sumber daya makanan menipis sementara populasinya banyak. Ketiga, menurutnya, kemungkinan adanya kompetisi dengan kelompok monyet lainnya.

”Hewan ini membentuk kelompok-kelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok. Apabila penyebabnya adalah kompetisi antarkelompok, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya. Bisa jadi kawasan perkotaan itu dianggap ’kosong’ atau tidak dikuasai oleh kelompok lain,” paparnya.

2. Monyet jenis ini punya kemampuan adaptasi tinggi

ilustrasi seekor monyet (pexels.com/Oleksandr P)

Menurutnya, monyet ekor panjang memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang lebih tinggi daripada primata lainnya. Oleh karena itu, pergerakannya cenderung bebas hingga ke area permukiman. Mereka pun dapat bergerak dengan bebas di perkotaan meski tidak ada vegetasi sehingga dapat naik ke genteng,kabel, dan sebagainya.

Lebih lanjut, ketika monyet ekor panjang memasuki permukiman, ia mengimbau warga agar tidak mengganggu, menyudutkan, atau memberi makan mereka. Hal ini dilakukan agar hewan tersebut tidak mengalami perubahan perilaku yang mengancam manusia.

”Jika diberi makanan, monyet bisa jadi tidak takut lagi kepada manusia. Bahkan sebaliknya meminta-minta makanan hingga pergeseran perilaku seperti 'mencuri'. Misalnya, ketika ada warga yang membawa tentengan, mereka mengejar karena mengira itu makanan,” terangnya.

3. Kalau tak berbahaya warga diharap jangan mengganggu

ilustrasi monyet (unsplash.com/Jared Rice)

Selama tidak mengganggu dan membahayakan seperti menyakar atau menggigit, warga diimbau untuk membiarkan saja hewan tersebut.

"Meski mereka primata arboreal (primata yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan), mereka pun bisa juga berpindah di atas tanah bahkan bisa juga berenang. Karena itu, jika diberi ruang seperti diberi makan, diganggu, dan disudutkan, khawatirya akan mengubah perilakuknya sehingga lebih mengancam manusia," tuturnya.

Editorial Team