Terminal Cicaheum Alih Fungsi Jadi Depo BRT

Bandung, IDN Times - Pemerintah resmi akan mengalihfungsikan Terminal Cicaheum sebagai depo angkutan massal perkotaan atau Bus Rapid Transit (BRT) bus listrik. Pengalihan ini nantinya akan dilakukan secara bertahap.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Jawa Barat, Muhammad Fahmi mengatakan, alih fungsi ini berkaitan dengan pelaksanaan program Kemenhub tentang pengembangan angkutan massal atau BRT di Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Untuk Jawa Barat meliputi wilayah Bandung Raya yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Jatinangor Sumedang.
"Program angkutan massal perkotaan yang dibiayai oleh World Bank salah satu diantaranya pengembangan koridor, ada 27 koridor angkutan massal perkotaan," ucap Fahmi saat dihubungi, Rabu (24/7/2024).
1. Dua terminal lain di Bandung Barat dan Sumedang turut dialihfungsikan
Tidak hanya Terminal Cicaheum yang akan dialihfungsikan untuk BRT, Fahmi menuturkan, beberapa terminal di Padalarang Bandung Barat, Jatinangor Sumedang pun bakal dialihfungsikan. Terminal Cicaheum direncanakan akan menjadi depo bus listrik BRT.
"Sebanyak 27 koridor akan menggunakan bus listrik tidak menggunakan berbahan fosil maka Cicaheum dijadikan depo bus listrik, kurang lebih ada depo ada fasilitas pabrik," kata Fahmi.
Selanjutnya, armada bus di Terminal Cicaheum bakal dialihkan ke Leuwipanjang yang melayani bus-bus AKAP. Namun begitu, Fahmi belum mengetahui pasti pengalihan armada akan dilakukan kapan sebab pengelolaan dipegang Dinas Perhubungan Kota Bandung.
"Yang di Cicaheum itu kan sekarang ada AKAP dan AKDP dipindahkan ke Leuwipanjang dan ini kami tengah persiapkan kondisi eksisting di Leuwipanjang jadi ada integrasi," katanya.
2. Konsepnya sama seperti Trans Jakarta dan Jaklingko
Kemenhub pada dasarnya akan melakukan moderenisasi Terminal Cicaheum dengan merubah bus konvensional ke yang lebih modern untuk wilayah aglomerasi Cekungan Bandung.
"Terkait angkutan perkotaan ini sebenarnya menggantikan yang konvensional menjadi BRT sama halnya dengan Jakarta ada Trans Jakarta kemudian ada Jaklingko sebagai penopangnya, kami berharap di Cekungan Bandung," katanya.
Kementerian sendiri menurut Fahmi hanya menyiapkan infrastruktur dan sistem. Sementara untuk operasional dan pembiayaan ada di pemerintah daerah.
"Harapannya sebagai aglomerasi angkutan perkotaan lebih moderen, Cicaheum perencanaan sudah disiapkan. Kami melalui Direktorat Jendral Perhubungan Darat hanya menyiapkan infrastruktur sistem. Operasional dan pembiayaan dari pemerintah provinsi nah kolaborasi seprti itu," katanya.
3. Alih fungsi dilakukan mulai awal 2025
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat, Koswara mengatakan, alih fungsi ini bukan berarti merubah simpul transportasi yang ada. Hanya saja nantinya bus yang beroperasi di Terminal Cicaheum hanya bus kota saja.
"Jadi untuk bus tetap ya, cuma nanti hanya untuk angkutan perkotaan. Sementara untuk bus antar kota baik AKAP maupun AKDP akan dipindahkan ke Terminal Leuwipanjang," ujar Koswara, Rabu (24/7/2024).
Dengan begitu, Terminal Leuwipanjang nantinya akan ada beberapa perubahan karena angkutan ketambahan AKAP dan AKDP dari Cicaheum. Selain itu, nantinya akan ada bus berbasis rel yang kini direncanakan pemerintah pusat.
"Nanti simpul transportasi di situ (Terminal Leuwipanjang) baik itu bus atau berbasis rel nanti yang sedang kami desain di sana. Jadi Leuwipanjang itu jadi hub yang utama antarmoda di sana," ujarnya.
Selain Terminal Cicaheum ada enam Depo lainnya yang akan dibangun untuk BRT yakni di Soreang, Leuwi panjang, Stasiun Hall, Ledeng, Kota Baru Parahyangan (KBP) dan Jatinangor.
"Awal 2025 perkiraan sudah mulai ada konstruksi dari pusat," kata dia.
4. Gubernur Bey masih kurang setuju
Di sisi lain, Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin menilai bahwa penggunaan Bus Rapid Transit (BRT) tidak akan cocok dipakai di kawasan Kota Bandung dan sekitarnya. Jalan yang tidak terlalu besar dengan tingkat penggunaan kendaraan pribadi yang banyak, bisa membuat transportasi umum ini kurang diminati masyarakat.
Menurutnya, penggunaan BRT atau busway yang selama ini dipakai di Jakarta maupun daerah penyangganya belum tentu bisa diterapkan di Bandung Raya. Maka, harus ada tata ulang angkutan umum apa yang memang bisa digunakan secara maksimal di Bandung,
"Karakter masyarakat Bandung Raya gak bisa disamakan (dengan Jakarta). Jalannya juga lebih kecil dibandingkan Jakarta," ujar Bey usai mengikuti Pocari Run 2024 di Kota Bandung, Minggu (19/7/2024).
Di sisi lain, dengan kondisi udara yang sejuk sebenarnya jalan kaki atau bersepeda menuju kantor atau sekolah bisa jadi pilihan. Hal ini juga yang dilakukan Bey selama bekerja di Bandung.
Dia harap dengan bepergian jalan kaki ke tempat kerja, selain sebagai aktivitas olahraga juga bisa membuat badan lebih sehat dan bugar.
Selain itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bandung Neneng Zuraida mengatakan, dia belum mendapat informasi secara detail mengenai rencana perubahan operasional Terminal Cicaheum. Meski demikian, Neneng berharap terminal ini tetap bisa digunakan oleh angkutan umum lainnya, tak hanya BRT.
"Bagusnya begitu (ada angkutan lain). Tapi kalau pemerintah mau menempati (terminal) lain yang dipakai untuk AKDP dan AKAP (bus lintas kota dan provinsi) harus yang memadai," kata Neneng katika dihubungi, Rabu (24/7/2024).