Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mobil listrik (pexels.com/Gustavo Fring)

Bandung, IDN Times – Kehadiran inovasi kendaraan listrik di Indonesia terbukti mendapatkan sambutan hangat dari publik. Sejauh ini, kendaraan listrik dipandang sebagai solusi yang menguntungkan bagi berbagai pihak.

Kendaraan listrik tentu menjadi solusi untuk lingkungan, karena memiliki emisi karbon lebih rendah ketimbang mobil berbahan bakar fosil. Di sisi lain, bagi masyarakat, merawat kendaraan listrik dinilai lebih murah karena adanya subsidi pajak dari pemerintah hingga garansi baterai yang lama dari para produsen kendaraan.

Sambutan yang hangat tersebut membuat investasi dan perhatian terhadap kendaraan listrik di Indonesia mengalami lonjakan besar. Dengan lebih dari 150 juta kendaraan aktif, Indonesia kini menjadi sorotan utama para investor dan perusahaan global.

Menanggapi peluang ini, EV-READY, perusahaan asal Bandung yang berfokus pada kendaraan listrik skala besar seperti Metro Kapsul (LRT mini) dan konversi motor listrik, aktif memperkuat eksistensinya di level internasional.

Namun, bukan berarti mereka tak mendapatkan masalah dalam mengembangkan pasarnya. Apa saja masalahnya?

1. Bermula dari menjadi pembicara di forum global

Terabaikan, Kendaraan Listrik Lokal Justru Tarik Minat Investor Asing (IDN Times/istimewa)

Pada 23 April 2025 di Abu Dhabi, Raine Renaldi, Presiden EV-READY dan Ketua Asosiasi Provider Smart City Indonesia (APSCI), hadir sebagai pembicara utama di forum global yang dihadiri ribuan pelaku industri dari berbagai negara.

Dalam forum tersebut, Raine menyoroti kemajuan pesat program Smart City di Indonesia, yang kini telah diminati lebih dari seratus kota.

Ia menyatakan bahwa keterlibatannya dalam inisiatif ini bukan hanya soal jabatan, tapi juga dedikasi nyata dalam menyelesaikan masalah kota melalui solusi inovatif seperti Metro Kapsul dan konversi motor bensin ke listrik.

Dalam kesempatan itu, Raine menegaskan pentingnya mengalihkan sebagian dari 129 juta motor berbahan bakar fosil di Indonesia menjadi penggerak listrik demi mengurangi polusi secara signifikan.

2. Negara timur tengah lebih antusias terhadap produk EV-READY

Editorial Team