Bandung, IDN Times - Isu kesejahteraan hewan ternak kembali menjadi sorotan seiring meningkatnya perhatian terhadap sistem pangan yang lebih etis dan berkelanjutan. Di kawasan Asia Tenggara, diskursus mengenai produksi telur bebas sangkar (cage-free) dinilai semakin relevan, terutama di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Berbagai pemangku kepentingan lintas sektor berkumpul di Jakarta pada Minggu (15/12/2025) untuk membahas strategi percepatan transisi menuju sistem produksi telur bebas sangkar. Forum ini mempertemukan organisasi non-profit lokal dan internasional, perwakilan pemerintah, akademisi, pelaku industri pangan, hingga produsen telur.
Pertemuan tersebut juga menandai peluncuran laporan bertajuk “Telur Bebas Sangkar: Transisi Global Menuju Model Bisnis yang Lebih Etis dan Resilien” yang dikembangkan oleh Program Kesejahteraan Hewan dan Penelitian Sinergia Animal International.
Laporan ini mengulas peluang model bisnis berkelanjutan bagi sektor pangan yang mulai beralih ke praktik bebas sangkar.
Selain menyoroti aspek etika, laporan ini menempatkan kesejahteraan hewan sebagai bagian dari ketahanan sistem pangan jangka panjang. Transisi ke telur bebas sangkar dipandang tidak hanya berdampak pada ayam petelur, tetapi juga pada kesehatan manusia, lingkungan, dan keberlanjutan industri pangan secara keseluruhan.
