Bandung, IDN Times - Perubahan iklim dan isu sosial menjadi ancaman serius yang harus direspons cepat oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Atas desakan itu, SCG untuk pertama kalinya menggelar ESG Symposium 2023 pada Kamis (2/11/2023).
SCG merupakan satu perusahaan populer di ASEAN yang mengelola tiga unit bisnis; semen, kemasan, dan produk kimia. Gelaran ESG Symposium kemarin merupakan lanjutan dari Sustainable Development Symposium yang sebelumnya pernah dilaksanakan.
Mengusung tema Collaboration for Sustainable Indonesia, melalui forum ini, SCG mendorong kolaborasi dari seluruh pihak untuk mempercepat target net zero emission, mengatasi kesenjangan sosial, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan strategi ESG 4 Plus.
Tujuan-tujuan tersebut sejalan dengan komitmen iklim Nationally Determined Contribution (NDC), di mana Indonesia bersama 195 negara lainnya sepakat untuk menjaga peningkatan suhu bumi di bawah 2 derajat celsius melalui berbagai upaya.
Dalam kesempatan ini, SCG menampilkan sejumlah inovasi teknologi dan berbagai inisiasi dari ketiga unit bisnis untuk mendukung keberlanjutan, seperti floating solar panel (panel surya terapung), solar roof, Emisspro (lapisan emisivitas tinggi untuk meningkatkan efisiensi termal), alternative fuel/alternative raw material dan refuse-derived fuel, biogas utilization, SCGC Green Polymer, dan Cert+ (verifikasi dan digitalisasi kredit karbon online untuk industri kehutanan).