Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-23 at 18.39.55_94aaba9e.jpg
Dok. IDN Times

Intinya sih...

  • Kemenangan 2024 tak menjamin kemenangan 2029, persaingan lebih ketat

  • Kader Golkar harus siap serap aspirasi dan bekerja berbasis prestasi

  • Golkar muncul sebagai masinis perubahan dengan solusi konkret sesuai keprihatinan Presiden Prabowo

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - DPD Partai Golkar Jawa Barat mulai bergerak memanaskan mesin politik untuk meraih kembali suara di Pemilu 2029. Lewat Pendidikan Politik (Dikpol) Berbasis Data yang digelar di Novotel Bogor Golf Resort, Golkar Jabar merumuskan peta jalan menuju kemenangan Pemilu 2029.

Acara itu dibuka Ketua DPD Partai Golkar Jabar sekaligus Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily. Kang Ace menegaskan Golkar Jabar punya rekam jejak positif pada Pemilu 2024, di mana jumlah kursi DPR RI naik dari 14 menjadi 17, DPRD Jabar dari 16 menjadi 19, dan DPRD kabupaten/kota dari 195 menjadi 208 kursi.

Namun ia mengingatkan, mempertahankan kursi saja tak mudah, apalagi menambah. Karena itu, ia meminta seluruh legislator Golkar rajin merawat konstituen, aktif berkomunikasi dengan struktur, dan kembali menghidupkan slogan “Suara Rakyat Suara Golkar.”

1. Menang 2024 tak menjamin, 2029 jauh lebih berat

Dok. IDN Times

Tubagus Ace Hasan Syadzily atau yang akrab disapa Kang Ace menegaskan bahwa kemenangan 2024 bukan alasan untuk berpuas diri. Golkar Jabar sukses menambah kursi di DPR RI, DPRD Jabar, hingga DPRD kabupaten/kota, tapi persaingan 2029, akan jauh lebih ketat.

Karena itu, pendekatannya harus berubah: bukan hanya kerja politik, tapi kerja politik berbasis data. Semua kader diminta membaca peta pemilih dengan presisi, merawat konstituen, dan memahami dinamika wilayah.

“Untuk menjaga agar jumlah kursi tetap bertahan saja tidak mudah. Apalagi menambahnya,” katanya.

Karena itu, dikpol ini tidak sekadar forum pelatihan—tapi peringatan keras: 2029 menuntut persiapan lebih presisi, berbasis data, dan tidak boleh asal gerak.

2. Kader siap serap aspirasi dan bekerja berbasis prestasi

Dok. IDN Times

Kang Ace mengurai kembali fungsi-fungsi Partai Golkar dalam AD/ART, mulai dari mendidik rakyat, mempertahankan Pancasila, sampai menyiapkan kader terbaik. Ia juga menyinggung paradigma baru yang diusung Golkar sejak 1999 menyerap aspirasi, memperjuangkan kepentingan publik, serta rekrutmen kader berbasis prestasi.

Golkar, ujar Kang Ace, punya modal besar diantaranya sejarah panjang dan peran strategis dalam pembangunan, infrastruktur politik kuat hingga tingkat RT/RW, SDM berkualitas, soliditas kader, dan jaringan yang mengakar hingga akar rumput.

"Semua modal itu tidak boleh disia-siakan menjelang 2029. Kader harus membuka telinga terhadap kritik, aspirasi, dan kebutuhan warga," ujar dia.

3. Muncul sebagai masinis perubahan

Dok. IDN Times

Dalam sesi pemaparan, Kang Ace menyinggung keterlibatan Golkar dalam penyusunan Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Menurutnya, Asta Cita selaras dengan Trilogi Pembangunan era Presiden Soeharto: pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan pemerataan pembangunan.

Ia menyebut wajar bila Golkar menjadi partai terdepan dalam mendukung penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Namun Kang Ace juga mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah bangsa, kemiskinan, gizi anak, hingga masalah seragam sekolah.

Ia menegaskan, kader Golkar harus hadir dengan solusi konkret sesuai keprihatinan Presiden Prabowo.

Acara Dikpol ini turut dihadiri berbagai tokoh diantaranya Sekretaris DPD Golkar Jabar MQ Iswara, Bendahara Umum Metty Triantika, anggota DPR RI, kepala daerah, serta pimpinan fraksi dan pengurus kabupaten/kota.

Editorial Team