Bandung, IDN Times - Dorongan berbagai pihak untuk menstimulasi geliat bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tengah dilakukan secara maksimal untuk mengejar percepatan pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19. Langkah tersebut terbilang efektif, mengingat UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dengan menyumbang 60 persen nilai produk domestik bruto (PDB).
Masalahnya, mengembangkan UMKM terasa sulit bagi sekelompok orang karena adanya beberapa tuntutan, di antaranya ialah inovasi dan digitalisasi. Keduanya merupakan hal yang tak bisa lepas dari perkembangan UMKM, dalam berkompetisi di tengah persaingan yang dinamis.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa inovasi dan digitalisasi telah menjadi keniscayaan bagi mendukung perkembangan sebuah bisnis. Untuk berinovasi, seseorang memang memerlukan ide cemerlang dan berani berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu lembaga maupun perorangan.
Berbicara tentang UMKM, inovasi dan digitalisasi sepertinya telah menjadi sederet nilai yang didorong AMODA, startup Indonesia di bidang properti dan konstruksi teknologi, dalam kegiatannya di Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) 12 yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta (19 Oktober-27 November 2022).
Di sana, mereka baru saja mengkolaborasikan salah satu produk konstruksi compact inovasinya, ErgaBox, dengan street artist Rezza Mahardi (Bedlamorama alias Bedlam), dan Origin Research (studio teknologi kreatif multidisiplin).
Bedlam merespons ErgaBox dengan karya muralnya yang khas. Seperti halnya video mapping, Bedlam membuat karya lewat gawai yang tersedia, sebelum karya tersebut ditembakkan pada ErgaBox lewat perangkat proyektor.
Praktis, karya Bedlam tampil dan menghiasi ErgaBox.