Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Inin Nastain IDN Times/ Karna-Didin

Bandung, IDN Times - Nama Karna Sobahi dan Eman Suherman menjadi tokoh yang kuat di Pilkada Majalengka. Keduanya memiliki selisih yang tipis dalam survei Top of Mind Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan pada 12 – 16 Juni 2024.

Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, menjelaskan, dalam simulasi terbuka tanpa daftar nama calon (top of mind), Karna Sobahi mendapat dukungan spontan 24.4 persen, disusul Eman Suherman 22.3 persen.

"Nama-nama lainnya masing-masing mendapat dukungan spontan di bawah 2 persen, sementara yang belum dapat memilih secara spontan masih sangat tinggi sekitar 44.9 persen," ujar Deni melalui keterangan resmi, Selasa (30/7/2024).

1. Karna Sobahi dan Eman beda 2.1 persen

Ilustrasi pemilu. (IDN Times/Mhd Saifullah)

Deni menjelaskan bahwa margin of error (moe) survei ini diperkirakan kurang lebih lima persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya dibutuhkan selisih suara lebih dari 10 persen atau 2x moe untuk dapat menyimpulkan suara calon yang satu lebih tinggi dibanding calon yang lain.

Dukungan untuk Karna Sobahi (24.4 persen) dan Eman Suherman (22.3 persen) dalam simulasi terbuka (top of mind) bedanya hanya 2.1 persen. Karena itu, kedua tokoh tersebut bisa dikatakan memiliki dukungan spontan yang seimbang.

"Pertanyaan terbuka (top of mind) sangat penting untuk mengetaui kekuatan elektoral calon karena ini merupakan format pengukuran yang paling inklusif, terutama ketika belum ada calon yang definitif seperti sekarang," kata Deni.

Selanjutnya, dalam simulasi semi terbuka dengan daftar banyak nama, Karna Sobahi mendapat dukungan 40.9 persen, disusul Eman Suherman 33.7 persen, Dedi Supandi 3.7 persen, Aceng Sunanto 3.3 persen, Pepep Saeful Hidayat 2.6 persen.

"Nama-nama lain masing-masing mendapat suara di bawah 2 persen, dan yang belum tahu sekitar 3.2 persen," jelasnya.

Selisih dukungan antara Karna Sobahi dan Eman Suherman di simulasi semi terbuka juga di bawah 10 persen, yang berarti kedua tokoh tersebut memiliki kekuatan elektoral yang kurang lebih seimbang.

2. Karna Sobahi tetap unggul

Ilustrasi pemimpin (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dalam survei ini SMRC juga membuat berbagai simulasi pilihan tertutup. Jika yang bersaing hanya ada 6 nama, Karna Sobahi mendapat dukungan 47.6 persen, disusul Eman Suherman 38.9 persen.

Setelah itu, Irwan Bola Suyanto 4.9 persen, Nuhasan Zaidi 2.7 persen, Sherly Kusuma 1.4 persen, Juhana Zulfan 0.5 persen, dan ada 4 persen yang tidak menjawab.

"Jika yang bersaing ada 3 nama, Karna Sobahi vs Eman Suherman vs Irwan Bola Suryanto, maka Karna Sobahi mendapat dukungan 50.6 persen, Eman Suherman 42.5 persen dan Irwan Bola Suryanto 4.3 persen. Yang menjawab tidak tahu sekitar 2.6 persen," ujar Deni.

Selanjutnya, jika yang bersaing hanya ada dua calon, Karna Sobahi vs Eman Suherman, Karna Sobahi mendapatkan dukungan 50.8 persen dan Eman Suherman mendapat dukungan 47 persen. Sementara yang belum tahu sekitar 2.2 persen.

"Secara statistik, elektabilitas Karna Sobahi dan Eman Surheman dalam simulasi head to head tidak berbeda signifikan, atau bisa dikatakan seimbang," jelas Deni.

3. Karna Sobahi kuat jika Eman tidak maju Pilkada

ilustrasi pilkada (IDN Times/Esti Suryani)

Dari survei ini Deni mengungkapkan adanya persaingan suara yang sangat ketat antara Karna Sobahi dan Eman Suherman. "Kalau kedua tokoh tersebut ikut bersaing dalam pilkada Majalengka maka tidak bisa disimpulkan siapa yang akan menang, setidaknya kalau pilkada diadakan ketika survei dilakukan," kata Deni.

Peluang Karna Sobahi, dijelaskan Deni, menguat jika Eman Suherman tidak ikut bersaing. Misalnya, jika Eman Suherman tidak maju sehingga yang bersaing hanya ada dua nama yakni Karna Sobahi vs Juhana Zulfan, Karna Sobahi mendapat dukungan sekitar 80.7 persen dan Juhana Zulfan 7.7 persen. Sementara yang belum tahu sekitar 11.5 persen.

Deni menjelaskan bahwa kekuatan elektoral tokoh-tokoh tersebut di antaranya terkait dengan tinggi rendahnya popularitas mereka (awareness dan kesukaan).

Karna Sobahi dan Eman Suherman mendapat dukungan paling signifikan karena keduanya merupakan tokoh yang paling banyak dikenal di Majalengka. Warga yang tahu (aware) dengan nama Karna Sobahi sekitar 93 persen, disusul Eman Suherman 78 persen.

Sementara tokoh-tokoh lain kedikenalannya masih lebih rendah: Tarsono D Mardiana 43 persen, Irwan Bola Suryanto 29 persen, Pepep Saeful Hidayat 28 persen, dan nama-nama lainnya di bawah 20 persen.

Di samping awareness, aspek yang sangat penting dalam popularitas adalah tingkat penerimaan terhadap tokoh (disukai oleh yang tahu). Ketika survei dilakukan pada 12-16 Juni 2024.

Karna Sobahi dan Eman Suherman memiliki tingkat kesukaan yang cukup seimbang. Karna Sobahi disukai oleh 90 persen pemilih yang tahu namanya, hampir sama dengan tingkat kedisukaan Eman Suherman 92 persen.

"Secara psikologis, pemilih cenderung akan memilih calon yang dikenal. Tapi dikenal saja tidak cukup. Untuk bisa dipilih, calon juga harus disukai," kata dia.

Deni memperkirakan dukungan kepada calon-calon masih akan dinamis karena waktu pelaksanaan pilkada masih cukup lama (27 November 2024).

"Elektabilitas masing-masing calon masih bisa berubah, tergantung pada intensitas dan efektivitas kerja sosialisasi yang dilakukan hingga pilkada Kabupaten Majalengka diadakan. Jika popularitas mereka (kedikenalan dan kedisukaan) mengalami perubahan, maka elektabilitasnya pun bisa berubah (bisa naik atau turun)," jelasnya.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Kabupaten Majalengka yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Sampel sebanyak 410 orang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah proporsional. Toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Semua responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Wawancara responden dilakukan pada 12-16 Juni 2024.

Editorial Team