Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi UMKM (dok. IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi UMKM (dok. IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Seller melihat biaya platform sebagai investasi

    • Admin fee, payment fee, dan ongkos kirim subsidi menjadi komponen biaya yang paling dikenal

  • Sebagian besar seller memberi skor tinggi terhadap efektivitas biaya platform sebagai bagian dari strategi penjualan

  • 91,2 persen responden menyebut manfaat biaya tersebut sebanding dengan hasil yang mereka peroleh

  • Strategi harga dan promo masih jadi andalan utama

    • Pengeluaran terbesar seller tercatat pada komponen diskon atau program promo

  • Alokasi biaya iklan menunjukkan tren tinggi pada seller yang mengutamakan berjualan di

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Di tengah persaingan bisnis digital yang terus bergerak cepat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk semakin cermat membaca pola pasar. Salah satu perubahan yang kini terlihat adalah bagaimana cara seller memaknai biaya tambahan di platform e-commerce dalam strategi penjualan mereka.

Riset terbaru Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa komponen biaya di e-commerce tak lagi dianggap sebagai hambatan. Justru, banyak pelaku usaha yang menganggap biaya tersebut sebagai bagian dari investasi untuk mendorong performa bisnis mereka.

Data itu tertera dalam hasil survei KIC bertajuk "Biaya Tambahan dan Strategi Penjualan: Membaca Suara Seller E-Commerce" yang dilakukan pada 19 September–9 Oktober 2025, di mana melibatkan 602 seller UMKM yang sudah berjualan minimal satu tahun. Survei kuantitatif itu kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk menggali lebih jauh pandangan para seller.

"Sejumlah seller mulai memandang biaya administrasi dan komponen biaya lainnya sebagai bagian dari investasi yang berpotensi meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis UMKM," kata Direktur Eksekutif KIC, Fakhridho Susilo, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (25/11/2025).

1. Seller kini melihat biaya platform sebagai investasi

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Temuan KIC mencatat bahwa admin fee atau komisi menjadi komponen biaya paling dikenal seller dengan persentase 41,5 persen, disusul payment fee (34,2 persen) dan ongkos kirim subsidi (29,1 persen). Di sisi lain diskon atau promo, biaya operasional tambahan, hingga biaya iklan juga masuk dalam struktur biaya yang dipahami para penjual.

Sebagian besar seller memberi skor tinggi terhadap efektivitas biaya platform sebagai bagian dari strategi penjualan. Mereka memandang biaya tersebut sebagai investasi (skor 8,45), penentu hasil (8,31), sekaligus kontribusi nyata terhadap performa bisnis (8,56). Tidak hanya itu, 91,2 persen responden menyebut manfaat biaya tersebut sebanding dengan hasil yang mereka peroleh.

"Dari biaya yang seller keluarkan untuk berjualan di e-commerce, sebagian besar seller menilai bahwa biaya platform e-commerce tersebut sudah sebanding dengan manfaat yang mereka peroleh," ungkap Fakhridho.

2. Strategi harga dan promo masih jadi andalan utama

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengeluaran terbesar seller tercatat pada komponen diskon atau program promo dengan alokasi 16,7 persen. Komponen berikutnya adalah biaya operasional tambahan (15,1 persen), admin fee (14,5 persen), iklan (14,2 persen), biaya kampanye (13,7 persen), ongkir subsidi (13,2 persen), dan payment fee (12,7 persen). Data ini menunjukkan bahwa strategi harga dan promosi masih menjadi pendekatan paling dominan.

Alokasi biaya iklan juga menunjukkan tren tinggi pada seller yang mengutamakan berjualan di TikTok Shop, Tokopedia, dan Shopee. Pemilihan platform tak hanya didasarkan pada efektivitas fitur promosi, tetapi juga kesesuaian target pasar dan kemudahan interaksi dengan pembeli.

“Terkadang kalau ditanya kenapa harga naik, saya jelaskan sekarang banyak program promo dan biaya admin juga, mereka ngerti karena sering belanja online,” ujar Diah Ayu Normalitasari, pemilik Toko Diah Shop/Pawon Lita.

3. Pemahaman struktur biaya mendorong efektivitas penjualan

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Riset KIC juga mencatat bahwa pemahaman seller terhadap struktur biaya platform e-commerce berada di skor tinggi, yaitu 8,38. Sebanyak 92,7 persen responden mengaku paham mekanisme biaya yang dibebankan, termasuk potongan komisi. Kesadaran ini membuat seller dapat lebih strategis dalam mengalokasikan anggaran untuk kampanye maupun iklan.

Mayoritas seller mengakui bahwa e-commerce memberikan dampak besar pada perkembangan bisnis mereka. Peningkatan jumlah pembeli mencapai 97,2 persen, sementara penjualan produk naik 93,3 persen, dan omzet meningkat 91,7 persen. Meski demikian, 31,7 persen seller masih menghadapi tantangan dalam mengatur biaya platform dan program kampanye.

“Tiktok Shop menarik karena kontennya interaktif, sementara Shopee dianggap lebih transparan dan responsif dalam customer service,” ujar salah satu responden.

Editorial Team