Bandung, IDN Times - Di tengah persaingan bisnis digital yang terus bergerak cepat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk semakin cermat membaca pola pasar. Salah satu perubahan yang kini terlihat adalah bagaimana cara seller memaknai biaya tambahan di platform e-commerce dalam strategi penjualan mereka.
Riset terbaru Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa komponen biaya di e-commerce tak lagi dianggap sebagai hambatan. Justru, banyak pelaku usaha yang menganggap biaya tersebut sebagai bagian dari investasi untuk mendorong performa bisnis mereka.
Data itu tertera dalam hasil survei KIC bertajuk "Biaya Tambahan dan Strategi Penjualan: Membaca Suara Seller E-Commerce" yang dilakukan pada 19 September–9 Oktober 2025, di mana melibatkan 602 seller UMKM yang sudah berjualan minimal satu tahun. Survei kuantitatif itu kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk menggali lebih jauh pandangan para seller.
"Sejumlah seller mulai memandang biaya administrasi dan komponen biaya lainnya sebagai bagian dari investasi yang berpotensi meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis UMKM," kata Direktur Eksekutif KIC, Fakhridho Susilo, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (25/11/2025).
