Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok.IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Stadion Gelora Bandung Lautan Api atau disebut GBLA menjadi buah bibir akhir pekan kemarin. Pemberitaan penggunaan GBLA menjadi markas Persib Bandung dalam mengarungi Liga Indonesia 2022-2023 mendapat respons positif dari Bobotoh, pendukung fanatik Persib.

Sebelumnya, para suporter Pangeran Biru geram dengan upaya Pemkot Bandung yang terkesan lama menyelesaikan persoalan administratif stadion berkapasitas 38 ribu penonton ini. Mereka bahkan hendak melakukan demonstrasi mendorong agar Persib bisa segera menggunakan Stadion GBLA untuk menjadi rumah dalam setiap laga Liga Indonesia.

Menilik ke belakang, persoalan Stadion GBLA memang rumit. Mulai dari pencarian nama, adanya kasus korupsi, hingga kasus terbunuhnya seorang suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla menjadi catatan minor.

1. Nama Dada Rosada sempat diajukan jadi nama stadion

Foto udara Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/7/2020) (ANTARA Foto/Raisan Al Farisi)

Sejak awal rencana pembangunan, terdapat perdebatan penamaan stadion tersebut. Ada tiga usulan nama untuk stadion ini, yaitu Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gelora Gedebage Kota Bandung, dan Gelora Rosada. Nama Rosada sendiri muncul karena kala itu Pemkot Bandung dipimpin Wali Kota Bandung Dada Rosada.

Poling pun kemudian dilakukan Setwan DPRD Kota Bandung melalui pesan singkat, yang dipublikasikan lewat 20 radio di Kota Bandung pada 4 Maret hingga 22 Maret 2013. 

Dari 14.777 pesan singkat yang dikirim dalam polling tersebut, nama GBLA mencapai 14.526 atau 83,3 persen pesan singkat. Sedangkan, Gelora Gedebage tercatat 2.047 atau 11,7 persen, dan Gelora Rosada hanya 817 atau 5 persen.

DPRD Kota Bandung kemudian menetapkan nama Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Kamis 28 Maret 2013. Nama ini berkaitan erat dengan peristiwa heroik Bandung Lautan Api yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946.

2. Pengerjaan molor dan dananya malah dikorupsi

Editorial Team

Tonton lebih seru di