Bandung, IDN Times - Kementerian Perhubungan tengah mempersiapkan program bus rapid transit (BRT) untuk kawasan Bandung Raya. Proyek ini diharap bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang menimbulkan kemacetan.
Mizandaru Wicaksono, Sr. Transport Associate Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia mengatakan, Bandung Raya merupakan salah satu area metropolitan dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Namun, hingga saat ini Bandung Raya belum dilayani oleh transportasi publik massal yang berkualitas baik.
Terdapat Commuter Line Bandung Raya, tapi baru satu lintasan dan frekuensi tidak tinggi, kurang lebih hanya 30 menit sekali pada jam sibuk. Sehingga kendaraan ini belum dapat menjadi moda tumpuan sebagian besar masyarakat Bandung Raya.
Menurutnya, salah satu karakteristik dari layanan BRT adalah tersedianya jalur khusus bus. Koridor BRT perlu direncanakan sehingga melayani kebutuhan perjalanan sebanyak-banyaknya masyarakat Bandung Raya, sehingga terkadang perlu melewati jalan yang sempit di beberapa segmennya.
"Bagi kota-kota dengan kondisi jalan yang tidak terlalu lebar, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan. Yang pertama, dengan mengalihkan jalan menjadi satu arah, sehingga terdapat ruang untuk menyediakan jalur khusus bus untuk BRT," kata Mizandaru saat dihubungi, Selasa (13/8/2024).
Selanjutnya, dengan ruas-ruas jalan yang dialihfungsikan bisa dipakai untuk bus dan kendaraan tidak bermotor seperti pejalan kaki dan sepeda, menggunakan konsep transit mall.
"Bisa juga, jika segmen jalan yang sempit hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan koridor BRT, diterapkan konsep mixed traffic dengan menggunakan marka atau cat saja, sehingga keandalan dan kelancaran layanan BRT tetap terjaga," paparnya.