Soeharto dan Tokoh Lain di Tengah Antrean Gelar Pahlawan

Bandung, IDN Times - Usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden Indonesia ke-2, Soeharto, selalu muncul ke permukaan dalam beberapa tahun terakhir setiap menjelang Hari Pahlawan, 10 November. Soeharto masih dalam antrean. Sepak terjangnnya selama 30 tahun memerintah Indonesia memicu pro dan kontra, apakah ia layak mendapat gelar pahlawan nasional atau tidak.
Tiga hari sebelum Hari Pahlawan 2024, DPD Partai Golkar Jawa Timur menggelar seminar untuk mengkaji usulan Jenderal Besar Soeharto sebagai pahlawan nasional. Sekjen Partai Golkar, Sarmuji mengatakan, Soeharto berjasa bagi Indonesia setelah menggantikan posisi Ir Soekarno.
Ia menggaris-bawahi, bahwa Soeharto merupakan presiden yang menjabat saat Indonesia menghadapi masa sulit khususnya di bidang ekonomi.
"Saya pernah dapat cerita dari buku-buku maupun dari bapak saya, ketika inflasi Indonesia mencapai 600 persen, justru rakyat Indonesia kesulitan mendapatkan makanan. Namun Presiden Soeharto yang mewarisi masalah itu akhirnya bisa membalikkan keadaan menjadi surplus, atau bahkan swasembada pangan,” katanya, seperti yang ditulis oleh IDN Times Jatim, Kamis (7/11/2024).
Masalahnya Soeharto tetaplah tokoh yang kontroversial; berjasa sekaligus memiliki kiprah sumbang yang tercatat di ketetapan MPR. Bagi Golkar Jatim, ketetapan MPR tak lagi menjadi soal lantaran Soeharto telah mendapatkan SP3.
Apalagi saat ini Soeharto pun telah meninggal dunia, kata Sarmuji, sehingga sejarah bangsa Indonesia bisa mencatat prestasi dan jasa besar yang sudah diukir Soeharto sepanjang sejarah.
"Mudah-mudahan jasa-jasa pak Harto (Panggilan akrab Soeharto) bisa menjadi amal kebajikan yang diterima oleh Allah sehingga dimudahkan dalam peroleh gelar pahlawan nasional," tutur Sarmuji.
Ketimbang nama Soeharto yang dibuntuti oleh berbagai kontroversinya, sebenarnya ada deretan pahlawan dari berbagai penjuru Indonesia yang belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional meskipun memiliki sepak terjang yang pantas dan tidak memiliki catatan sumbang. Nama-nama itu dinilai lebih siap menambah jumlah pahlawan nasional Indonesia yang kini telah mencapai 205 orang sejak terakhir diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2023.
Sementara tahun ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf telah memastikan bahwa Prabowo Subianto tidak akan mengumumkan pahlawan nasional terbaru pada Hari Pahlawan 10 November 2024. Presiden Indonesia yang baru dilantik kurang dari sebulan lalu itu dikabarkan masih berada di luar negeri dan belum berkesempatan untuk mengumumkan secara langsung pahlawan nasional terbaru Indonesia.
1. Dua nama calon pahlawan nasional dari Jawa Barat yang dikabarkan masuk "waiting list"
Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, menjelaskan bahwa terdapat 16 nama calon pahlawan nasional yang diusulkan oleh Menteri Sosial kepada Presiden Indonesia. Meski demikian, ia tak merinci siapa saja belasan nama yang masuk ke dalam usulan tersebut.
Dalam aturannya, usulan pahlawan nasional dilakukan secara bertahap mulai dari masyarakat kepada pemerintah kabupaten/kota, sebelum akhirnya nama tersebut diterima oleh Presiden lewat Menteri Sosial.
Sebelum Hari Pahlawan 10 November 2024, beberapa pemerintah daerah mengakui telah mengusulkan tokoh dari wilayah mereka untuk dapat diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Dari Tanah Sunda, misalnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) telah mengajukan sejumlah nama untuk mendapatkan gelar pahlawan, meski hanya dua nama yang berpeluang besar masuk dalam daftar 16 calon pahlawan nasional yang direkomendasikan pada Presiden..
Dua nama itu adalah Prof. Mochtar Kusumaatmadja dan Suryadi Suryadarma. Ketua Tim TP2GD Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir timnya bersama Pemprov Jabar sudah mengusulkan nama-nama yang memiliki peran penting dalam kemajuan Indonesia.
"Prof. Mochtar ini sudah kami ajukan sejak 2022/2023, sedangkan nama Suryadi ini diajukan pada 2024 dan sudah masuk ke pemerintah pusat. Jadi ini istilahnya waiting list (daftar tunggu) karena sudah dianggap layak. Biasanya dari TP2GD ini sudah ada pengumuman di Oktober 2024," ujar Reiza saat dihubungi IDN Times Jabar pada Selasa (5/11/2024).