Siasat Baru Dedi Mulyadi Hidupkan Kembali Bandara BIJB Kertajati

Intinya sih...
Biaya disiapkan mencapai Rp60 miliar - Pemprov Jabar menyiapkan anggaran Rp60 miliar per tahun untuk mendukung Bandara Kertajati.
Kru penerbangan banyak di Jakarta - Lokasi kru pesawat yang berbasis di Jakarta menyulitkan operasional penerbangan besar ke Kertajati.
Rencana ada lima rute baru di BIJB Kertajati - Susi Air merespons baik rencana Dedi Mulyadi dengan beberapa rute feeder dari berbagai daerah menuju Kertajati.
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah memiliki beberapa strategi untuk menghidupkan kembali Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka. Dedi mendapatkan sejumlah masukan secara langsung dari Pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti.
Dedi mengatakan, pada dasarnya hal yang paling utama untuk menghidupkan BIJB Kertajati yaitu dengan memperkuat posisi Kertajati sebagai bandara internasional untuk penerbangan haji dan umrah.
Hanya saja, pertumbuhan bandara tidak bisa mengandalkan satu sektor saja. Sehingga, dibutuhkan penerbangan domestik yang terkoneksi dengan berbagai daerah untuk mendatangkan penumpang.
"Kertajati tahap pertama akan saya fokuskan untuk penerbangan internasional saja dulu, yaitu digunakan untuk haji dan umrah. Kalau ini berjalan, yang domestik bisa bareng-bareng. Problem-nya saya harus mendorong investasi besar," ujar Dedi, Rabu (2/7/2015).
1. Biaya disiapkan mencapai Rp60 miliar
Kemudian, Dedi menyampaikan, Pemprov Jabar saat ini sudah menyiapkan anggaran untuk mendukung Bandara Kertajati yang jumlahnya mencapai Rp60 miliar per tahun. Dana itu rencananya akan digunakan untuk menyubsidi rute penerbangan baru di Kertajati dengan maskapai Susi Air agar terbangun ekosistem penumpang.
"Bu Susi bertanya, biaya operasional yang diberikan itu kan Rp60 (miliar) per tahun. Saya sampaikan hari ini Bu Susi menawarkan uang itu digunakan untuk mensubsidi penerbangan di Kertajati ke berbagai rute. Termasuk paling dekat dari Halim ke Kertajati, Kertajati–Yogyakarta. Yang penting bawa penumpang masuk ke Kertajati," kata Dedi.
2. Kru penerbangan banyak berlokasi di Jakarta
Menurut Dedi, persoalan utama di BIJB Kertajati yaitu terkait kru penerbangan. Lokasi kru yang umumnya berbasis di Jakarta menyulitkan operasional penerbangan besar karena perjalanan darat ke Kertajati bisa memakan waktu empat jam.
"Apa sih problema Kertajati? Problemanya kru pesawat kan harus berangkat dari Jakarta. Itu kalau pakai voorijder membutuhkan waktu empat jam dan itu tidak mungkin karena lama. Makanya harus ada rute Halim ke Kertajati untuk mengangkut kru pesawat," ujarnya.
Dari pemikiran tersebut lah, muncul rencana membuka lima rute yang akan difokuskan untuk mengisi kebutuhan penumpang ke Bandara Kertajati. Dedi memastikan komitmennya untuk membagi perhatian secara adil antara Bandara Husein di Bandung dan Kertajati di Majalengka.
"Harus dimulai. Kami terus-menerus diskusi ngurusin Bandara Husein, ngurusin Kertajati, tiap hari diskusi saja gak bisa. Hari ini kami mulai. Dari sini yang lima rute di Kertajati kita mulai. Saya ini gubernur, sama Husein harus sayang, sama Kertajati harus sayang juga," tuturnya.
3. Rencana ada lima rute baru di BIJB Kertajati
Gayung bersambut, Susi Pudjiastuti merespons baik rencana dari Gubernur Dedi Mulyadi. Menurutnya, ada beberapa rute feeder atau pengumpan yang nantinya bisa dijalankan oleh Susi Air dari berbagai daerah menuju Kertajati.
"Lima rute, Halim–Kertajati untuk kru pesawat besar. Feeder dari Cilacap–Kertajati, Purbalingga–Kertajati, Yogyakarta–Kertajati, Semarang–Kertajati, Tasikmalaya–Kertajati. Bisa tambah juga Pangandaran–Kertajati," kata Susi.
Dengan konsep penerbangan perintis yang efisien, Susi Air berharap dapat membuka aksesibilitas menuju Kertajati secara bertahap.
"Kalau dari lima kota masuk paling tidak kalau enam orang saja, ada 30. Pasti airline ruginya tidak terlalu besar. Mulai masuk ke Kertajati. Kalau sekarang mau angkut apa ke sana, orangnya tidak ada," kata Susi.