Senin Depan, Event Tiga Tahunan Rampak Genteng Kembali Digelar

Majalengka IDN Times - Event tiga tahunan Rampak Genteng Jatiwangi kembali akan digelar pada November ini. Event yang dimulai pada 2012 lalu itu, akan kembali dihelat pada Senin (11/11/2024).
Hingga saat ini, event yang digagas Jatiwangi art Factory (JaF) itu sudah masuk tahun ke lima. Seperti tahun sebelumnya, Rampak Genteng akan digelar di bekas Pabrik Gula Jatiwangi, tepatnya di kawasan Jatiwangi Square.
"Persiapan sudah 90 persen lah. Hari ini kami menggelar latihan. Nanti satu kali lagi, sekalian gladi bersih, hari Minggu," kata Tedi, salah satu panitia Rampak Genteng usai mimpin latihan di alun-alun Majalengka, Kamis (7/11/2024).
1. Akan diikuti oleh 3.500 orang berbagai latar belakang

Dijelaskan Tedi, Rampak Genteng kelima ini akan diikuti oleh sekitar 3.500 orang. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibanding Rampak Genteng sebelumnya, pada 2021 lalu.
Pada Rampak Genteng keempat lalu, hanya diikuti oleh sekitar 1.000 peserta. "Lebih banyak dibanding sebelumnya. Karena sebelumnya kan masih pandemi, ada pembatasan. Sekarang insya Allah 3.500 peserta," ungkap dia.
Ribuan peserta itu, kata dia, berasal dari berbagai latar belakang. Sebagian peserta di antaranya berasal dari kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Majalengka.
"Ada pelajar, Pemdes, dinas, instansi kepolisian. Total sekitar ada 53 kelompok," ungkap Tedi, yang juga pentolan grup musik LAIR itu
2. Ambil tema 'Kerja Tanah'

Tema menjadi identitas dalam setiap perhelatan, tidak terkecuali Rampak Genteng. Tahun ini, Rampak Genteng kelima mengambil tema Kerja Tanah.
"Sebelumnya kan (2021 temanya) Doa Tanah. Yang sekarang mah, Rampak Jebor sama Kerja Tanah," ujar Tedi.
Terkait pemilihan tema, Tedi menuturkan, tidak terlepas dari Kota Terakota yang memang sudah cukup lama didengungkan pelaku Ekraf JaF. Bahkan, dalam keikutsertaannya pada event dunia, JaF senantiasa membawa kampanye Kota Terakota.
Di Kabupaten Majalengka sendiri, kini kantor-kantor pemerintahan sudah dilengkapi dengan aksesoris terracota, khususnya pada bagian pagar. Selain itu, Masjid Jatiwangi, yang saat ini dalam proses renovasi, akan dibubuhi unsur terracota.
"Temanya Rampak Genteng Kerja Tanah. Sebenarnya masih nyambung sama Kota terracota. Turunannya (Kota Terakota) kan banyak; termasuk yang kerja tanah ini," ujar Tedi.
"Tempat di bekas Pabrik Gula. Kami mau bekas pabrik gula itu jadi tanah kebudayaan Jatiwangi, gak dijadiin apa-apa. Lahan kosong aja biarin, jangan dibikin mall. Cara kami agar itu tetap bertahan, ya dengan Rampak Genteng," kata dia.
3. Perjalanan Rampak Genteng

Rampak Genteng dimulai pada 2012 lalu, dengan diikuti oleh sebanyak 1001 orang. Pada 2015, peserta Rampak Genteng bertambah menjadi 7.000 orang.
Jumlah peserta Rampak Genteng kembali mengalami peningkatan signifikan pada 2018 lalu. Di tahun ini, jumlah peserta mencapai sebanyak 11 ribu orang.
Memasuki Rampak Genteng keempat, 2021, jumlah peserta gelaran ini mengalami penurunan, menjadi hanya 1.000 orang. Hal itu dipicu pandemi COVID-19, yang memaksa adanya pembatasan.
Rampak Genteng sendiri, sebagai pengingat bahwa Jatiwangi memiliki sejarah panjang dalam hal pembuatan Genteng. Bagi masyarakat Jatiwangi, Genteng dan Tanah Liat bukan sekadar atap, tetapi sudah menjadi budaya