Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251022-WA0022.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Intinya sih...

  • Dinas Pendidikan Jawa Barat memantau program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui laman resmi SiMantap

  • Sekolah diharuskan mengunggah bukti proses distribusi MBG ke para murid SD-SMA/SMK, dan SLB di 27 kabupaten/kota

  • Penerimaan MBG di Jabar dari SD-SMA/SMK dan SLB sudah mencapai 2.353, dengan pendataan dilaporkan melalui sekolah yang menerima MBG

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan Jawa Barat ikut memantau proses jalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemantauan dilakukan dengan laman resmi SiMantap, di mana sekolah diharuskan mengunggah bukti proses distribusi MBG ke para murid SD-SMA/SMK, dan SLB di 27 kabupaten/kota.

Berdasarkan pantauan IDN Times, laman SiMantap menyediakan dua menu utama yaitu pelaksanaan dan juga proses input data. Sekolah nantinya bisa terlebih dahulu login dengan identitas dan sandi dari kode registrasi Dapodik.

Berdasarkan input data dari laman tersebut penerima MBG di Jabar dari SD-SMA/SMK dan SLB sudah mencapai 2.353. Kepala Disdik Jabar, Purwanto mengatakan, laman ini disediakan untuk pemantauan dan pendataan saja.

"Ini untuk mantau dari setiap sekolah diminta untuk bisa mengisi berapa jumlah MBG yang terdistribusi yang masuk ke sekolah itu," ujar Purwanto, Rabu (22/10/2025).

1. Disdik Jabar hanya bantu pendataan saja

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Mengacu pada Perpres Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional, murid SD-SMA/SMK dan SLB masuk dalam kategori penerima MBG. Sehingga, Purwanto menyampaikan, pemerintah provinsi memiliki kewenangan dalam melakukan pemantauan di lapangan.

"Untuk mantau saja, kami kan user, memastikan bahwa yang kami terima jumlahnya segitu, dan kami enggak punya kewenangan untuk menentukan sekolah mana (harus dapat MBG). Kami cuma supporting," katanya.

Adapun dukungan yang dimaksud seperti memberikan standar operasional, dan memfungsikan guru-guru untuk program ini.

"Jadi kami bertugasnya men-support, kasih supporting, memanfaatkan sumber daya kita, guru memastikan bahwa MBG itu keterima di sekolah dan bisa di terpenuhi dengan baik," kata Purwanto.

"Terus memitigasi hal-hal kalau ada kejadian luar biasa misalnya dia harus dibawa ke mana, harus dilaporkan ke mana gitu," ucapnya.

2. Disdik Jabar minta setiap hari sekolah melapor

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Mengenai pendataan yang dilaporkan melalui sekolah yang menerima MBG ini apakah tempat waktu atau tidak, Purwanto memastikan, Disdik sudah meminta agar para guru di sekolah melaporkan semua proses MBG di sekolah tepat waktu setiap hari.

"Harusnya setiap hari, kami mintanya setiap hari. Tapi kan kadang-kadang juga di lapangan tidak semudah itu ya. ya kadang-kadang terkendala sumber daya. Tapi kami dorong ke security tim," katanya.

3. Murni inovasi Disdik Jabar

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Disinggung soal akurasi data dari laman itu, Purwanto mengatakan, untuk sampai saat ini data yang seluruhnya masuk akurat. Mengingat, dalam melaporkan proses MBG turut disertai foto di lapangan di mana menu dan siswa menerima turut diunggah dalam SiMantap.

"Sementara yang kami terima di website begitu (akurat). Kami harus pastikan apakah itu disiplin atau enggak, kalau kami sudah meminta mereka untuk disiplin menginput," tuturnya.

Purwanto menambahkan, laman SiMantap dibuat benar-benar untuk memantau proses jalannya MBG ke sekolah-sekolah.

"Ini inovasi kami saja sebenarnya, biar mudah bisa mengontrol di kabupaten/kota ini berapa (MBG) yang masuk. Sifatnya monitoring saja, informasi yang muncul dari bawah. Nanti kalau ada apa-apa jadi kami sudah bisa juga memantau, dikompilasikan," kata dia.

Meski demikian, Purwanto mengakui belum menyertakan pendataan untuk insiden dari MBG ini, seperti data keracunan dan lainnya. Namun, Disdik Jabar akan mengupayakan nantinya terkait penyediaan layanan itu.

"Kalau yang keracunan itu belum masuk, sekarang baru jumlah-jumlah paket. Kami bisa kembangkan dari masalah yang terjadi di lapangan ya," ucapnya.

Editorial Team